Berkisar 40% Pekerja Di Sumsel Lulusan SD

Reporter : Adi

PALEMBANG, Mattanews.co – Tingkat pengganguran terbuka (TPT), Agustus 2018 di Sumsel mencapai angka 4,23 %. Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sumsel pada triwulan 3 2018 sebesar 103,35. Itu berarti kondisi ekonomi konsumen Sumsel relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tingkat pengganguran terbuka di Sumsel pada Agustus 2018 mencapai 4,23 sedangkan pada 2017 Agustus sebesar 4,39 persen atau turun sebesar 0,16 persen. Dari segi jumlah memang angka pengagguran di Sumsel menurun.

“Angka orang bekerja Agustus 2018 4,14 juta sedangkan pada 2017 sebanyak 3,98 juta. Jumlah penduduk bekerja bertambah 21,3 ribu sedangkan pengangguran berkurang sekitar 6ribu,” kata kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel  Endang Triwahyuniningsih Senin (05/11/2018).

Selama periode Agustus 2017 sampai Agustus 2018 terdapat 7 lapangan usaha mengalami peningkatan penyerapan penduduk bekerja. Pada pertambangan, industri, kontruksi, perdagangan, angkutan, informasi, akomodasi dan penyediaan makan dan minum dan jasa angkutan.

Masih memperihatinkan saat ini sebanyak 40% lebih tenaga kerja di dominasi oleh pendidikan SD. Pekerjaan yang paling banyak adalah bidang pertanian kemudian usaha atau bidang Perdagangan dan industri.

“Jadi jika pekerja kita di dominasi oleh para lulusan SD mereka tidak bisa memilih usaha atau pekerjaan mereka. tentu saja tingkat ekonomi mereka masih sangat rendah jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya,” jelasnya.

“Nilai ITK membaik di Sumsel dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan rumah tangga di Provinsi ini,” katanya.

Dijelaskannya, membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada triwulan 3 dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan rumah tangga (nilai Indeks 103, 95). Serta volume konsumsi rumah tangga yang meningkat (nilai Indeks sebesar 108,57). Sedangkan inflasi yang terjadi relatif berpengaruh terhadap konsumsi rumah tangga dengan nilai 98,11.

Tapi menurut data yang dihimpun untuk ITK mendatang sebesar 98,89 berarti kondisi ekonomi konsumen pada triwulan 4 nanti. Diperkirakan tidak mengalami perbaikan dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dari  triwulan 3 saat ini. Hal ini dikarenakan, meskipun konsumen optimis pendapatannya akan meningkat pada triwulan 4. Tetapi konsumen sedikit menahan pembelian barang tahan lama (indeks 90,74).

Tapi ada enam Provinsi yang tidak mengalami perbaikan ekonomi pada triwulan 4. Seperti Provinsi Sumbar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Babel dan  Aceh.

“Dari indeks pendapatan mendatang, tampak masyarakat Sumsel masih optimis dengan pendapatnya. Dikarenakan pada triwulan tersebut terdapat bonus akhir tahun,” tandasnya.

Editor : Anang

Bagikan :

Pos terkait