Kaum Intelektual Deiyai Sosialisasikan Dampak Dari Covid-19 di Onago

Reporter : Mateus Tekege

DEIYAI, Mattanews.co – Para kaum intelektual yang tergabung dalam peduli kemanusiaan di Deiyai lakukan sosialisasi untuk mengantisipasi dampak dari Covid-19, dimana diprediksi dari dampak Penyebaran wabah virus corona, ini akan terjadi kelaparan sehingga masyarakat Deiyai, harus mulai dan kembali berkebun, beternak, bekerja dan beribadah. Kamis, (30/04) di Onago, Deiyai.

Kaum Intelektual Deiyai yang dikordinir oleh Komisi A. DPRD Kabupeten Deiyai Onesmus Hendrik Madai, ST, mensosialisasikan kemungkinan krisis ekonomi global yang akan terjadi di seluruh dunia, Oleh sebabnya, kata Madai, Masyarakat Deiyai harus kembali berkebun, bekerja, beternak dan beribadah untuk mengantisipasi musim kelaparan.

“Musim kelaparan akan tiba akibat penyebaran wabah Covid-19 sebab di beberapa negara telah melakukan lockdwon atau penutupan akses seperti aktivitas sosial, perusahaan pabrik, aktivitas pemasaran dan akses dari dan ke Indonesia telah tutup Sehingga kita akan kena musibah kelaparan pasca Covid -19 ini,” ungkap Onesmus Madai.

Sementara itu ditempat yang sama, Agustian Tatogo mengatakan, Covid-19 ini agak ringan lebih bahayanya lagi musim kelaparan yang akan datang. “Sehingga masyarakat harus pegang sikap, dan parang untuk berkebun karena kelaparan akan ancam kita,” kata Tatogo.

Usai sosialisasi tersebut, Yohanes Giyai Salah seorang tokoh intelektual, yang juga adalah bendahara kampung Onago II mengapresiasi atas kinerja oleh para kaum Intelektual Deiyai, yang sedang menjalankan sosialiasi untuk masyarakat kembali berkebun tersebut.

Giyai juga memberitahukan kepada masyarakatnya bahwa ternak piaraan oleh masyarakat Onago seperti ternak Babi, kambing yang nantinya melompat pagar menghabiskan tanaman ubi di kebun itu harus dibunuh.

Kalau yang bersangkutan (pemilik ternak) menyerang masalah, masalah itu langsung bawah datang ke dia. “Karena kita makan ubi hanya 2 buah saja, sudah kenyang ke timbang kita makan nasi berpiring – pirang tidak juga rasa kenyang. Jadi di wilayah Onago,  jangan ada ternak yang mengganggu perkebunan,” ujarnya.

“Bagi siapa yang akan curi ubi di kebun saya, akan saya minta uang dengan nominal  uang yang besar. Karena kata Giyai “Anii bugii keiteiyogo gakoo, akikii kaiyaa uwiyake yaiyoo, edii weibeugaa ebaa teki teki”. Artinya, pada saat saya berkebun kamu kemana saja, sebelum hujan tiba siapkan payung,” jelasnya Jhon Giyai.

Editor : fly

Bagikan :

Pos terkait