Perlu Ada Narasi Sejarah BKB, Sebagai “Defence Heritage” Karya Palembang Asli

Reporter: Anang

PALEMBANG, Mattanews.co – Dua orang tim dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementrian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia (RI)  melakukan kunjungan ke kota Palembang.

Kunjungan ini dalam rangka penelitian terkait dengan benda cagar budaya bernilai pertahanan yang ada di kota Palembang.

Tim tersebut di ketuai Gerald Theodorus L.Toruan, S.H.,M.H (Peneliti Ahli Muda Balitbang Kementrian Pertahanan RI), bersama anggota tim, Jeanne Francoise (Penulis Disertasi pertama tentang Defense Heritage dan Founder Defense Heritage Intellectual Community; Instagram @defenseheritage).

Pada kegiatan itu, tim Balitbang Kemenhan RI melakukan kunjungan dan silaturahmi ke Istana Adat Kesultanan Palembang Darussalam yang terletak di Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Palembang, Rabu (23/9/2020).

Dan diterima langsung oleh Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja, SH, M.kn.

Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn mengapresiasi kedatangan tim tersebut, terkait defence heritage Benteng Kuto Besak (BKB).

“Benteng Kuto Besak ini merupakan khazanah yang harus dipertahankan dan harus dilestarikan,” kata SMB IV

“Karena bukan hanya memiliki nilai budaya dan historis, tapi kedepannya bisa menjadikan nilai ekonomis sebagai aset wisata kota ini,“ sambungnya.

Dalam kesempatan itu juga, pihaknya berharap terutama kepada pemerintah supaya Benteng Kuto Besak bisa dijadikan cagar budaya yang bisa dinikmati semua orang.

“Bagaimana masyarakat bisa masuk kesana dan bisa tahu sejarah, budaya dari Benteng Kuto Besak itu,” ungkap Sultan Fauwaz.

“Karena saya yakin bukan cuma penduduk lokal yang akan bertanya kesana, tapi masyarakat dari luar negeri, bagaimana zaman Kesultanan bisa membuat benteng sekuat dan sekokoh itu,” ujarnya.

“Itu menjadi pertahanan yang tidak bisa di tembus bom, Sultan tidak hanya membuat tempat bertahan sementara tapi benar-benar kokoh,” katanya.

SMB IV menilai revitalisasi Benteng Kuto Besak dengan cara tukar guling dinilainya agak berat.

“Sebaiknya kalau bisa, pemerintah pusat atau dari Kemenhan dan TNI membuat BKB sebagai situs atau museum daripada tentara itu mengenai historical,” ucap Sultan.

“Ya, ga apa-apa tidak diserahkan ke pemerintah karena mungkin ribet masalah tukar gulingnya,” lanjutnya.

“Apalagi Benteng Kuto Besak sudah masuk dalam daftar kekayaan Negara, khan susah disitu,” terangnya lagi.

Pihaknya siap bersinergi dengan semua pihak untuk membentuk kembali bagaimana Benteng Kuto Besak seperti di masa lampau.

“Kalau bisa disana dibuat miniatur Kraton lagi, dibuat tempat penjualan souvenir , tempat dan pojok sejarah yang bisa mengundang wisatawan,” katanya.

Sedangkan Gerald Theodorus L.Toruan, S.H.,M.H mengaku terkejut mendapatkan sambutan yang istimewa dari SMB IV dan jajaran.

“Kunjungan kami kesini dalam rangka penelitian terkait defence heritage dimana di kota Palembang dalam sejarahnya menyimpan dan masih ada cagar budaya pertahanan yang masih menakjubkan,” ungkap Gerald.

Menurutnya, cagar budaya yang masih dapat dilihat adalah Benteng Kuto Besak, dimana ini adalah merupakan benda yang ditinggalkan dan bisa dikenal di masa Sultan Mahmud Badaruddin II.

Apalagi Benteng Kuto Besak menurutnya di bangun oleh orang Palembang sendiri.

“Kalau kita lihat benteng-benteng di Indonesia Timur itu dibuat oleh bangsa kolonial,” jelasnya.

“Kami kesini sifatnya penelitian, kami hanya bisa memberikan rekomendasi kepada stekholder terkait dan kami tidak bisa memberikan kebijakan,” katanya.

Apalagi dia melihat peluang dan potensi  Benteng Kuto Besak menjadi objek wisata sangat besar, tapi selama ada political will dari pemerintah setempat, baik itu Pemprov, maupun Pemkot.

“Karena bicara pariwisata, Benteng Kuto Besak ini bisa menjadi investasi jangka panjang,” jelas Gerald

“Mungkin bukan Gubernur atau Walikota sekarang, mungkin 20 sampai 30 tahun ke depan baru terasa bahwa benteng ini bisa mendunia dan bisa mengundang turis asing datang ke Palembang,”

“Pajak makin meningkat, ada PAD, UMKM bisa tumbuh,” katanya.

Gerald mengatakan, Benteng Kuto Besar juga perlu dibangun narasi sejarah sehingga bisa menarik turis berkunjung dan bisa dilakukan penelitian di Benteng Kuto Besak .

Pihaknya juga telah merekomendasikan kepada stekholder terkait, terutama kepada Pemerintah Kota Palembang, agar program revitalisasi Benteng Kuto Besak yang sempat di rencanakan di tahun-tahun sebelumnya diteruskan kembali.

Tapi mungkin bisa ditukar inisiatornya Pemerintah Kota, karena Benteng Kuto Besak menjadi icon kota Palembang selain Sungai Musi, Jembatan Ampera.

“Mudah-mudahan kajian kami berdua ini  bisa membuka pikiran stekholder terkait untuk keberlangsungan Benteng Kuto Besak di tahun depan atau beberapa tahun ke depan,” harapnya.

“Dan kita harus bersyukur dan berterima kasih karena Benteng Kuto Besak selama ini dipelihara TNI dalam hal ini Kodam II Sriwijaya,” imbuhnya

“Kalau ga ada mereka mungkin Benteng Kuto Besak sudah penuh coretan, sudah rusak sana sini ,” tandas Gerald.

Turut hadir mendampingi SMB IV, Raden Zainal Abidin Rahman Dato’ Pangeran Puspo Kesumo, R.M.Rasyid Tohir,S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir, Pangeran Suryo Febri Irwansyah, dan Pangeran Jayo Syarif Lukman, Pangeran Surya Kemas A. R. Panji dan Beby Johan Saimima.

Editor: Fly

Bagikan :

Pos terkait