Dinkes Lampung Barat Pastikan Stok Masker di Puskesmas Aman

Reporter : Kartiko

LAMPUNG BARAT, Mattanews.co – Sejak mewabahnya Virus Corona atau COVID-19 di Tiongkok, terlebih dengan adanya dua warga Negara Negara Indonesia (WNI) yang terjangkit, membuat persediaan masker di sejumlah apotek, toko obat dan toko waralaba di Kabupaten Lampung Barat mulai sulit didapat.

Apalagi harga jualnya juga meningkat tajam. Dimana, satu masker dijual dengan harga Rp10.000 per lembar.

Tidak seperti sebelum mewabahnya virus corona yang dijual Rp30 ribu per bungkus untuk 5 lembar.

”Sekarang ini susah nyari masker, kalaupun ada dijual Rp10 ribu per masker, itu juga saya nyari dari Pasar Liwa sampai Waymengaku. Akhirnya ketemu di Waymengaku,” ungkap Irwan salah seorang warga Kecamatan Balikbukit, Selasa (3/3/2020).

Sebelum ada Virus Corona itu lima buah masker hanya Rp25.000 sampai Rp30.000

Sementara itu, Kabid Sumberdaya Kesehatan (SDK) Dinas Kesehatan Endiawan Lampung Barat memastikan, stok masker untuk 15 puskesmas yang ada di kabupaten aman dan diyakini cukup hingga akhir tahun.

”Untuk stok masker sesuai rencana kebutuhan tahun 2020 itu ada sebanyak 335.100 lembar masker biasa, selain itu ada 1.180 lembar masker untuk jenis N95. Jadi kalau melihat stock yang tersedia Insyaallah cukup,” ungkap Endiawan.

Bacaan Lainnya

Meskipun terjadi krisis di pasaran, ia memastikan tidak akan ada celah untuk melakukan penyalahgunaan terhadap masker yang ada di gudang stok Dinkes setempat.

Mengingat stok tersebut diperuntukkan bagi tenaga medis, dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

”Masker tersebut didistribusikan ke puskesmas atas permintaan puskesmas, dan dikontrol oleh Kepala UPT Instalasi Farmasi Kabupaten, kemudian tercatat di kartu stock penerimaan dan pengeluaran puskesmas,” kata dia.

Pilihan Pembaca :  Polda Kepri Peduli Bakti Sosial Kesehatan Operasi Katarak

Ia menambahkan, tidak ada batasan maksimal untuk setiap puskesmas.

Bahkan setiap tahunnya permintaan puskesmas berbeda-beda itu, sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masing-masing puskesmas.

Editor : Nefri

Pos terkait