Kelatnas Perisai Diri, Bertekad Kembangkan dan Bangkitkan Kejayaan di Sumsel

Pesilat PD sedang berlatih Serang Hindar di Halaman Balai Diklat Keagamaan (BDK) Palembang. (Foto. Dok. Humas PD Sumsel/ Mattanews.co)

Pak Dirdjo dalam catatan sejarah, merupakan Putra dari R.M. Pakoe Soedirdjo atau buyut dari Sri Paduka Pakoe Alaman II.

Sejak umur 9 tahun, Pak Dirdjo sudah mulai belajar silat. Terutama ketika dirinya masih berada di lingkungan keraton Pakoe Alaman Yogyakarta. Pada usia 16 tahun, Pak Dirdjo sudah mulai merantau untuk berguru ilmu silat keliling nusantara.

“Setelah merasa cukup, Pak Dirdjo kemudian mengembangkan ilmu silatnya yang telah ia dapatkan dari berbagai perguruan silat di nusantara,” ucapnya.

Tepatnya di Parakan, Jawa Tengah, tahun 1936, Pak Dirdjo mendirikan perguruan silat Eka Kalbu (Satu Hati). Di tengah kesibukannya di perguruan silat Eka Kalbu ini, Pak Dirdjo bertemu dengan Yap Kie San, salah satu suhu dari aliran Kungfu Siaw Liem Sie.

Pak Dirdjo tak mau menyia-nyiakan pertemuan itu, lalu bertarung dengan salah satu murid Suhu Yap Kie San.

“Namun Pak Dirdjo kali itu harus mengakui keunggulan murid Yap Kie San. Sudah menjadi prinsip Pak Dirdjo, setiap kali kalah di salah satu perguruan silat, Pak Dirdjo kemudian harus berguru di perguruan silat, tempat dirinya dikalahkan,” katanya.

Bagikan :

Pos terkait