“Karena selama ini yang menjadi kendala utama pengunjung sepi adalah tidak didukung oleh akses jalan,”ucapnya.
Kendati demikian, sambung Farij, secara teknis pembangunannya berada di Bidang Bina Marga Dinas PUPR Aceh Tamiang, dari sumber anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian.
“Alhamdulillah, pekerjaannya sudah selesai dikerjakan,”papar Kadisparpora.
Lebih lanjut, Kadisparpora menerangkan, ada ratusan pengunjung setiap hari sabtu dan minggu yang datang dan yang paling banyak dari daerah Sumatera Utara seperti Besitang, Stabat dan Kota Binjai.
“Untuk kelengkapan pembangunan destinasi wisata ini sudah didukung oleh izin pengelolaan jangka panjang. Pemda Aceh Tamiang sudah menyediakan dokumen upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan (UKL/UPL), Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) dan mempersiapkan Detail Engineering Design (DED),”pungkas Farij. (Burhan)