“Pengembangan klaster pangan yang kerap menyumbang tekanan inflasi, harus dilanjutkan dengan perbaikan jalur distribusi dan menjaga ekspektasi masyarakat,” ucapnya.
Kepala Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia Sulbar, Budi Sudaryono mengatakan, ekonomi Sulbar kedepan masih tumbuh positif dengan arah perkiraan tumbuh moderat.
“Ekonomi komulatif 2019 diperkirakan tumbuh 4,7 sampai 5,1 persen yoy,” katanya.
Sejalan dengan pemulihan ekonomi global dan perbaikan kondisi domestik, dia optimis penguatan pertumbuhan pada 2020 volume perdagangan Sulbar diperkirakan tumbuh sebesar 4,8 sampai 5,2 persen yoy.
Dari sisi inflasi, kata Budi, BI memandang inflasi Sulbar masih stabil dan terjaga, namun kedepan diperkirakan akan menemui tantangan yang tidak mudah. Seperti sejumlah kebijakan dari pemerintah pusat dan tantangan domestik yaitu fluktuasi harga hortikultura dan ikan segar.
Menghadapi tantangan tersebut, lanjutnya, perlu dilakukan antisipasi melalui 4K yakni, Keterjangkauan harga, Ketersediaan pasokan, Komunikasi efektif dan Kelancaran distribusi.