MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Puluhan ribu masyarakat di Sumatera Selatan mengantar jenazah Habib Mahdi Muhammad Syahab di pemakaman Gubah Habib Ahmad Bin Syekh bin Syahab atau Gubah Duku, Selasa (17/10/2023) sore.
Sebelumnya, jenazah disalatkan di Masjid Daarul Muttaqien di Jalan dr M Isa Kelurahan 8 Ilir, IT III, Palembang. Setidaknya, salat jenazah dilakukan hingga beberapa kali karena daya tampung masjid tidak mencukupi.
Dari pantauan di lokasi, para pelayat mengantar dengan berjalan kaki sembari melantunkan doa-doa. Jalan di lokasi itu sempat dilakukan penutupan oleh polisi karena jumlah pengantar jenazah ke peristirahatan terakhir Habib Mahdi yang membludak.
Papan bunga di pinggir jalan juga terlihat cukup banyak. Kepergian Habib Mahdi memang tidak disangka-sangka. Seorang warga, Abdullah menyebutkan hal tersebut.
“Tidak disangka-sangka seorang ulama terkenal di Palembang pergi secepat ini, sudah jalan Allah mas,” ujarnya.
Dia menilai, Habib Mahdi seorang ulama yang sangat disegani dan terpandang. Dirinya memang sengaja datang ke tempat itu untuk mengantar jenazah Habib Mahdi.
“Ketika salat jenazah tadi saya sampai menangis karena beliau adalah keturunan Nabi Muhammad,” ungkapnya.
Al Habib Mahdi Muhammad Syahab meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Fatimah Az-Zahra Palembang pada Senin (16/10/2023) sekira pukul 15.30 WIB.
Almarhum Habib Mahdi disebut meninggal karena kelelahan. Ia baru kembali dari umrah pada dua atau tiga hari lalu. Sekembalinya, beliau langsung memgikuti Haul.
Semasa hidupnya Habib Mahdi dikenal sebagai sosok ulama yang ramah dan karismatik. Selain dikenal sebagai seorang penceramah di berbagai majelis, Habib Mahdi juga pernah menjadi Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumsel periode 2016-2019.
Ia juga pernah mendesak DPRD Kota Palembang untuk menutup Holywings yang ada di Jalan R Soekamto. Selain itu, Habib Mahdi juga pernah terlibat dalam Aksi Bela Islam 212 yang saat itu merupakan aksi memprotes penistaan agama yang pernah dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.