Maenunis Anggap Klaim Paslon Habsi-Irwan Menyesatkan

Reporter : Edo

SULAWESI BARAT, Mattanews.co –
Klaim yang dilakukan Habsi Wahid terkait 60 persen pencapaiannya dari data 3 lembaga survey yang digunakan, telah dibenarkan oleh Direktur JSI, Popon Lingga Geni.

Namun Popon menyatakan bahwa data yang diberikan oleh Direktur Logos Politika, Maenunis Amin terkait hal tersebut adalah keliru.

Menanggapi tudingan tersebut, Maenunis dengan tegas membantahnya.

“Data yang kita sampaikan itu dari survey yang Habsi-Irwan gunakan, dengan komparasi dari data survey yang kita gunakan. Memangnya sejak kapan 49 persen, 25 persen dan 36 persen itu sama dengan 60 persen?,” Ungkap Maenunis.

Dirinya juga menjelaskan, untuk menghitung tren elektoral itu juga menggunakan pemodelan matematika.

Dimana metode pergerakan kandidat mempengaruhi tren elektoralnya. Data Poltracking dan Indopol yang kita lampirkan menunjukkan dua hal.

Yang pertama yaitu, tren Sutinah naik signifikan sedangkan petahana stagnan. Ini juga bisa diukur dari survey sebelumnya.

Bacaan Lainnya

“Saya rasa Popon punya data ini dan sudah dilempar ke media. Yang kedua adalah tidak ada itu rentang 40 persen. Dimana 60 persen di 3 lembaga survey yang diklaim Habsi-Irwan itu hanya isapan jempol,” katanya.

Maenunis mengaku bersedia untuk berdebat secara terbuka dengan pihak Habsi-Irwan, terkait hasil survey yang berbeda.

Menurutnya, penyajian data dan kesimpulan lembaga-lembaga survey yang berbeda itu dimaklumi. Namun tergantung instrumen dan metodologi yang digunakan.

“Kita bisa bedah itu dalam forum resmi yang terbuka. Silahkan kubu Habsi-Irwan buat undangan, disitu kita bisa debat adu data sampai tuntas,” tantang Jubir Sutinah ini.

Pilihan Pembaca :  Nenek Tunanetra di Ciamis Bertahan Hidup Jadi Pemotong Rumput

Diungkapkannya, substansi jawabannya bukan pada survey, tapi klaim Habsi-Irwan saat apel akbar yang dinilainya menyesatkan.

“Pesan kita sesungguhnya sangat jelas kepada Habsi-Irwan atas klaim 60 persen di 3 lembaga yang digunakannya. Janganlah terbiasa memberikan informasi menyesatkan sebab sangat tidak etis figur yang masih berstatus Bupati dan Wakil Bupati melakukan pembohongan publik,” ujar Maenunis.

Editor : Nefri

Pos terkait