Klaster Positif Covid-19 Melonjak Tajam, PPDI Ciamis Minta Panitia Pilkades Perhatikan Prokes

Reporter : Alvine

Ciamis, Mattanews.co – Angka konfirmasi positif sampai awal desember ini naik sangat tinggi di Kabupaten Ciamis. Klaster MTQ yang baru lewat sudah muncul Klaster ASN dan yang lebih memprihatinkan Klaster tenaga kesehatan yang mulai muncul.

Mas Ahim, Sekretaris Umum PPDI Kabupaten Ciamis ketika ditemui di Taman Lokasana merasa sangat prihatin dengan kondisi ini.

“Ini butuh perhatian serius kang, jangan main main, saya justru tambah ngeri kalau melihat angka kematian, dan jadi pesimis ketika melihat kondisi di lapangan, masyarakat sudah abai kepada protokol kesehatan, coba lihat makin sedikit yang pakai masker,” ujar Mas Ahim pada Rabu, (02/12/2020).

Pro dan kontra, percaya tidak percaya terhadap Covid-19 terus saja muncul. Selain karena masyarakat mulai jenuh, juga harus diakui karena informasi dan edukasi belum maksimal.

“Saya berharap Satgas Covid menggandeng ulama dan tokoh masyarakat, mereka lebih didengar oleh warga, karena penyampaian nya lebih humanis,” usul Mas Ahim.

“Untuk mengedukasi petani kita kadangkala harus menggunakan analogi pertanian supaya mereka faham, karena kalo dijelaskan teknis terkait virus dan epidemiologi mereka jelas sulit menangkap nya,” lanjut Sekum PPDI Kabupaten Ciamis ini.

Terkait kepastian diselenggarakan nya Pilkades tanggal 19 Desember, Sekum PPDI juga berpesan agar Panitia Pilkades memperhatikan betul protokol kesehatan, jangan sampai ada klaster baru.

Bacaan Lainnya

“Di desa rata-rata punya alat thermogun, alat semprot disinfektan, dan peralatan lain, manfaatkan ini dalam penyelenggaraan pilkades, jangan sampai ada kluster pilkades,” tegasnya.

Pilihan Pembaca :  Pj Bupati Aceh Tamiang Berupaya Kelarkan Persoalan Terkait Penetapan Komisioner KIP

“Secara pribadi saya menghimbau masyarakat agar patuhi 3M, bukan sebagai protokol semata tetapi sebagai wujud kesadaran bahwa 3M adalah gaya hidup yang bersih dan sehat.jika 3M dianggap sebagai protokol atau aturan, akhirnya warga hanya patuh bukan sadar sepenuhnya, cukup menggunakan masker karena takut aturan bukan takut sakit,” pungkasnya.

Editor : Chitet

Pos terkait