MATTANEWS.CO, BANDUNG – Saat ini dunia sedang mengalami krisis iklim yang menyebabkan perubahan besar di segala bidang kehidupan. Pergeseran musim dan meningkatnya kejadian cuaca ekstrem merupakan bagian dari dampak krisis iklim yang memengaruhi kehidupan berbagai flora, fauna, dan manusia.
Salah satu komponen ekosistem yang sangat terpengaruh oleh kondisi ini adalah serangga. Padahal memiliki peran penting antara lain sebagai penyerbuk, dekomposer, maupun predator yang memangsa hama-hama pengganggu tanaman pertanian. Hilangnya serangga akan mengganggu tatanan dalam ekosistem.
Belakangan, berbagai negara telah melaporkan adanya penurunan populasi lebah secara global (global pollinator/bee decline). Beberapa spesies lebah liar yang berperan penting dalam penyerbukan, seperti Bombus spp, telah mengalami penurunan kelimpahan relatif hingga 96% dan rentang geografisnya mengalami penyusutan sebesar 23-37% (Cameron et al. 2011).
Keanekaragaman lebah di Inggris dan Belanda juga dilaporkan mengalami penurunan secara signifikan di sebagian besar bentang alam (Biesmeijer et al. 2006).
Banyak faktor yang menyebabkan penurunan populasi lebah di dunia, antara lain perubahan iklim, hilangnya habitat, deforestasi, dan penggunaan produk perlindungan tanaman (prolintan) yang tidak berkelanjutan.