“Kita mulai melakukan pengerjaan fisik tol pada 3 Juli 2020. Sejak awal pembangunan, kita sudah melibatkan masyarakat melalui program padat karya. Jadi masyarakat diajak untuk ikut serta dalam membangun jalan tol dengan pekerjaan yang sederhana,” ucap Hasan.
Diakuinya, masyarakat atau tenaga kerja lokal yang terdampak pandemi Covid-19 diberdayakan dalam program tersebut. Meski tanpa keahlian atau kemampuan khusus, masyarakat bisa bergabung dan membantu pengerjaan jalan tol untuk kegiatan non teknis.
“Kita persiapkan alatnya, mereka hanya tinggal mengerjakan saja. Pekerjaannya juga sederhana, kita menggerakkan mereka (masyarakat) untuk kegiatan yang tidak menggunakan mesin. Contohnya seperti penggalian drainase, merapikan hasil cor-an, merapikan tanggul, menanam berbagai tanaman di sekitar tol, pemotongan besi bangunan, pembangunan pagar pembatas di sekitar tol, dan sebagainya.
“Pekerjaan mereka masih terbilang sederhana, kita tidak memberikan tugas berat. Semua masyarakat yang masuk dalam program padat karya ini ditempatkan di semua zona. Di tol ini ada enam zona, dan mereka dibagi-bagi sesuai dengan pekerjaan di lapangan,” ungkapnya.