“Disini alamnya masih alami, sehingga menjadi daya tarik bagi wisatawan, dan akan menjadi destinasi wisata di Desa Tanjung Lasa nantinya,” kata orang nomor satu di Kapuas Hulu itu.
Sementara itu, menurut Panglima Jilah, Pulau Keladi tersebut, sudah lama ia dengar. Dimana, saat kunjungan pertamanya ditempat itu, dalam pengelihatannya ia mengalami pengalaman tersendiri di tempat keramat itu.
Dikatakannya, orang Dayak mengajarkan kasih lewat adat istiadat dan budaya. Maka dari itu, adat dan budaya yang ada harus dijaga bersama-sama.
“Orang Dayak mengajarkan kasih lewat adat dan budayannya. Itulah kasih yang seungguhnya, kasih tanpa batas. Oleh karena itu, kita harus menjaga adat dan budaya kita,” tuturnya.
Ditempat sama, Kades Tanjung Lasa, Stevanus Stevens, S.E berharap, dengan dibukanya tempat itu, daoat menjadi aset budaya dan menimbulkan potensi wisata.
“Mudah-mudahan bisa menjadi potensi wisata, menjadi aset budaya di Ketemengungan DAS Banua Sio, dan kedepan akan kita kelolah dengan baik mungkin, akan kita lakukan ritual ritual adat. Harapan kami, juga tempat ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita,” ujarnya.