MATTANEWS.CO, CIAMIS – Andi Ali Fikri aktivis Kabupaten diduga telah mendapatkan teror pada Sabtu malam (19/06/2021) di rumahnya beralamat di Perumahan Kota Galuh, Ciamis Kota, Kabupaten Ciamis. Andi mengatakan saat kejadian diri nya tidak berada rumah, sudah beberapa hari kebelakang menginap bersama isti dan anak di rumah orangtuanya.
“Saya mendapatkan kabar dari tetangga pada minggu pagi dan itu berbentuk file video yang isi dalam video tersebut menggambarkan rumah saya dengan kondisi banyak sampah dan ada tulisan kalimat “monyet” di dinding tembok teras depan rumah saya. Seketika di jam itupun saya beranjak pulang ke rumah, lanjutnya awal mula saya ber asumsi ini adalah kelakuan dari Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ). Namun secara langsung melihat keadaan di rumah di tambah dengan ada secarik surat yang isi nya ” SIA TONG NGIRUH, ALLOH MAHA ADIL, #Andi” saya kira ini dampak dari gerakan yang saya lakukan beberapa waktu terakhir ini,” ungkap Andi.
Diakuinya, berdasar informasi warga sekitar, ada beberapa orang menyantroni rumahnya. “Kejadian ini belum saya laporkan ke polisi, baru sebatas laporan lisan, tapi kedepan nya pasti akan saya bentuk laporan secara resmi,” tegas Andi.
Tindakan yang dilakukan meminta kepada pengelola perum untuk mengecek CCTV dan pada sesepuh. “Jika ada yang baper atau tersinggung dengan aksi-aksi saya,tidak ada salah nya langsung kontak Andi dan ajak ngopi biar ada solusi karena Andi juga bukan orang saklek,” ucapnya sambil tersenyum.
Jiwa kritis itu fitroh setiap manusia yang mana bila ada yang salah harus di luruskan, menurutnya setiap aksi ataupun gerakan yang saya lakukan bukan hanya mengkritik tapi juga memberikan solusi. “Terakhir saya aksi di Bank Mandiri terkait masalah Bantuan Pangan Non Tunai ( BPNT ) yang mana di ciamis ini dalam pelaksanaan nya carut marut dan keluar dari pedoman umum. Saya tidak tau pasti siapa yang melakukan hal ini,setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Hal ini tidak akan menyudutkan saya, justru semakin membuat saya semakin bergairah, atas apa yang dilakukan oleh saya berarti ada respon, kejadian ini saya ambil sisi positifnya,” tambahnya.
“Ketika kita berbicara dalam ruang external dalam hal kontroling apapun itu saya tidak pernah melinatkan nama institusi rumah tangga saya, ketika sudah masuk ke insitusi rumah tangga saya otomatis ini sudah jelas bermasalah, saya juga instrospeksi diri anak-anak,istri dan lain-lain. Kalau begini cara nya saya juga akan membangun satu informasi selanjutnya, dengan Aparat Penegak Hukum dan juga tokoh-tokoh, lingkungan dan saya berharap akan ada titik terang dan bisa terungkap secepatnya,” harap Andi.
Sempat ada kejadian setelah aksi di Bank mandiri, pada waktu itu ada kejadian di lokasi terkait PPDI namun dirinya hanya memediasi saja.
“Saya mendapatkan video ungkapan Organisasi Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) terkait hal yang menimpa Sekum PPDI, saya berfikir sekedar share di status whatsapp dan saya sebagai pengguna media sosial hanya menggunakan hak perogratif saya tidak ada alasan apapun itu hanya sebuah atensi kepedulian dari saya pribadi,” tambah Andi.
“Sempat saya berfikir ke situ akan tetapi rasanya sangat jauh kemungkinan karena pada dasarnya saya bukan anggota PPDI, tidak ada kepentingan apapun, hanya sekedar kepedulian sebagai seorang teman. Saya tidak ikut-ikutan komentar apapun, bahkan status whatsapp video tersebut juga otomatis multitafsir saya hanya ingin mengkabarkan,” tambahnya.
Menurutnya, ini adalah aksi yang sudah masuk ke ranah keluarga dan dirinya tidak akan tinggal diam.
“Kalau ada pihak yang penasaran saya dapat darimana video tersebut sok japri ke saya, tapi ini kan tidak mendapatkan japri ataupun orang yang menanyakan secara langsung ke saya terkait hal tersebut, dan tidak nyambung juga saya tidak ada urusan apapun dengan hal itu hanya bentuk kepedulian dan atensi sebagai seorang teman,” pungkasnya.