“42 tahun yang lalu kita tidak pernah terbayang kalau akan ada jembatan yang semegah ini,” kata Firli.
Dia berbagi kisah hidupnya saat masih tinggal di desa lontar, ketika jembatan gantung putus, masyarakat terpaksa menggunakan alat transportasi berupa lanting terbuat dari bambu untuk digunakan untuk menyeberang termasuk bagi anak-anak sekolah.
“Alhamdulilah perhatian pemerintah telah memberikan sumbangsih sehingga Desa Lontar yang dulunya hannya mengandalkan jembatan gantung kini memiliki jembatan permanen,” katanya.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri PUPR yang telah memenuhi keinginan masyarakat diwilayah setempat untuk membangunkan irigasi.
“Alhamdulillah pak Menteri sudah bilang tadi akan dibangun bendung. Kalau dibangun bendung maka akan mengiliri sawah yang luar biasa,” ucapnya.
Salah satu warga Desa Tang Silontar Kecamatan Pengandonan, Heri Aguspian (30), yang hari-harinya sebagai pedagang juga merasa bangga sudah dibangunnya jembatan oleh Gubernur Sumsel dan Menteri PUPR.