BERITA TERKINIHEADLINENUSANTARAPEMERINTAHANPOLITIK

Deklarasi Penghapusan Utang Bank dan Penggunaan Investasi Pina di Tulungagung

×

Deklarasi Penghapusan Utang Bank dan Penggunaan Investasi Pina di Tulungagung

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG- Koordinator lapangan Golden Eagle Internasional Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur, Imam Mahmud menyebut penghapusan utang debitur di bank dan penggunaan investasi Pina dalam rangka mendukung program Pemerintah terkait Ketahanan Pangan.

Hal itu dikatakan Imam seusai Deklarasi Utang Bank dan Penggunaan Investasi Pina di salah satu kafe di Kabupaten Tulungagung, Senin (5/5/2025).

“Kami ditugaskan Golden Eagle Internasional untuk mendeklarasikan 2 program yakni penghapusan utang di bank dan kedua penggunaan investasi pina . Kedua program ini harus berjalan berbarengan dalam rangka mendukung program Pemerintah terkait Ketahanan Pangan,” ucap Imam juga sebagai Personal Guarantee (PG) Bank.

Dia menambahkan bahwasanya PG adalah perwakilan sah dari pemilik sistem yang telah diberi kuasa penuh untuk menjamin sistem perbankan, baik secara nasional maupun internasional.

“Fungsi utamanya adalah menjamin bank sebagai debitur, sehingga bank dapat memperoleh likuiditas langsung dari Bank Sentral untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat (UMKM, petani, pelaku usaha produktif), Pemerintah (untuk pembiayaan pembangunan dan program prioritas), Portofolio Investasi Bank (Yang dikelola untuk penguatan ekonomi nasional),” tambahnya.

“PG ini bukan lembaga pembiayaan, melainkan penjamin utama, sebagai jembatan antara sumber dana global dan sistem perbankan nasional, dengan dasar hukum, yurisdiksi, dan sistem kepemilikan yang sah,” imbuhnya.

Berbicara Penghapusan Utang debitur bank, lebih lanjut Imam menjelaskan bahwasanya program ini berlaku secara global dan telah di implementasikan untuk 209 negara termasuk Indonesia. Ada 24 dasar hukum nasional dan internasional.

“Tujuannya adalah untuk membebaskan rakyat dan negara dari tekanan struktural akibat utang, serta menciptakan kemandirian ekonomi melalui sistem perbankan yang adil dan inklusif,” terangnya.

Menurut dia, program Pina untuk mendukung Ketahanan Pangan. Pina adalah Investasi Non-APBN dan Non-APBD yang bersumber dari pemilik dana global. Dana ini disalurkan melalui sistem perbankan, tanpa membebani keuangan negara.

“Program ini sangat mendukung ketahanan pangan nasional dan global, pembiayaan sektor riil dan pertanian, pembangunan infrastruktur pangan dan logistik, dan revitalisasi desa, kawasan pedesaan, dan kawasan industri pangan,” ujarnya.

“Kami berharap bahwa sosialisasi ini pada dasarnya masyarakat masih sulit untuk mempercayai ini hak pokok yang dihadapi di lapangan karena pada dasarnya hal seperti ini kita masih dalam ruang lingkup sistem pemerintahan. Jadi, kalau sistem birokrasi ini sesuatu itu harus ada aspek legalitas yang perlu ditunjukkan terlebih dahulu, tetapi menyikapi tentang Golden Eagle Internasional ini, maka sistem ini berbeda dengan birokrasi karena hal ini menyangkut kepercayaan dan individual karakter seseorang karena ini bukan pemerintah jadi memerlukan kesabaran dalam menyampaikan program baik ini kepada masyarakat,” pungkasnya.