Pada bulan September 2020 lalu, Komunitas Sumsel Reptil dihubungi warga untuk mengevakuasi ular sanca batik, yang berukuran hingga 3 meter.
“Proses evakuasi juga nyaris serupa. Bedanya, kala itu tidak ditemukan adanya telur,” katanya.
Sebagai pecinta reptil, lanjut Fuad, mereka selalu siap membantu warga jika rumah maupun lingkungan tempat tinggal dimasuki Ular.
Selama ini, Komunitas Sumsel Reptil sudah cukup sering dihubungi warga, baik untuk mengevakusi Ular yang berbisa, seperti ular kobra. Ada juga evakuasi ular piton dan biawak.
“Untuk Ular Piton memang tidak berbisa namun tetap berbahaya. Apalagi jika ukurannya sudah besar. Gigitannya dapat membuat kulit robek, dan belitannya bisa berakibat fatal hingga mematikan,” ujarnya.
Diungkapkan anggota Komunitas Sumsel Reptil Sadam Belore, anakan ular yang baru menetas, akan hidup mandiri dan mencari sarang sendiri. Sehingga saat ular sanca batik tersebut dievakuasi, memang tidak ditemukan anakan ular.