[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]
MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Dua bajing loncat meresahkan para sopir, Deni Saputra (36) warga Jalan Amin Mulya Kecamatan SU I Palembang dan Eriko alias Keling (35) warga Kertapati Palembang terpaksa merasakan dingin lantai sel tahanan Polrestabes Palembang. Kedua residivis ini juga terpaksa dihadiahi timah panas ‘Tim Beguyur Bae’ Satreskrim Polrestabes Palembang pimpinan Iptu Joni
Palapa, karena melawan saat akan dibawa ke kantor, Sabtu (3/17/2021).
“Penangkapan berawal dari tersangka Deni Saputra. Saat itu dirinya hendak menjual barang jarahan ke penadah Pasar Induk Jakabaring Palembang. Setelah diinterogasi, tersebutlah nama Eriko alias Keling. Tak buang waktu, anggota kita langsung menyambangi keberadaan Eriko.
Kini keduanya masih menjalani pemeriksaan intensif penyidik unit ranmor,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi, saat press release.

Kasat Reskrim menjelaskan, aksi kedua tersangka ini cukup meresahkan warga, khususnya para sopir. Sempat juga beberapa aksinya terekam kamera CCTV dan viral di beberapa media sosial.
“Dari bukti pendukung itu juga kita berhasil mengidentifikasi identitas pelaku. Dari tangan mereka turut diamankan satu unit sepeda motor yang kerap digunakan saat beraksi. Kini kami masih memburu satu rekannya lagi, yang sudah kami kantongi identitasnya, doakan saja agar cepat tertangkap,” ujar Kompol Tri Wahyudi.
Dipaparkan Kasat, dalam aksi kejahatan komplotan bajing loncat ini cukup rapi.
“Mereka berbagi tugas, ada yang boncengan menggunakan motor dan ada juga membawa mobil. Modusnya, memepet mobil target dan mengambil barang bawaan dibelakang. Setelah itu, mereka menurunkan dan meletakan ke dalam mobil,” beber Kasat, sembari menambahkan keduanya merupakan residivis.
Dihadapan petugas, tersangka Deni mengakui perbuatannya mencuri cabai dan bawang dari atas mobil truk atau pick up yang akan dibawa ke Pasar Induk Jakabaring.
“Kami bagi tugas pak. Terkadang saya dibonceng dan teman saya ambil barang, begitu sebaliknya. Sedikitnya sudah empat kali kami lakukan dan hasilnya kami jual di Pasar Induk, milik kawan rapi. Kalau hasilnya banyak kita bagi rata. Biasanya saya bawa uang sekitar Rp 200 ribu pak, lumayanlah untuk makan sehari-hari,” tukasnya tertunduk.














