MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG – Diduga sudah menghabiskan ratusan juta rupiah bersumber dari Dana Desa (DD) salah satu destinasi wisata Punokawan Park berada di Desa Banaran, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur justru terkesan mangkrak dan sudah tidak beroperasional lagi.
Punokawan Park tersebut resmi dibuka pada 15 November 2020, dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) Banaran Sakti. Destinasi buatan itu berdiri di lahan tanah kas milik desa. Adapun tujuan awal dibangunnya Punokawan Park guna menambah Pendapatan Asli Desa (PAD).
Pantauan media ini di lokasi, melihat berbagai macam fasilitas umum seperti tempat kuliner, tempat karaoke sudah tidak beroperasional lagi terkesan mangkrak. Bahkan, taman bunga yang selama ini menjadi andalan wisata ini sudah nampak gersang dan banyak yang layu seperti sudah tidak ada perawatan lagi.
Hal itu pun dibenarkan oleh salah satu warga Desa Banaran yang enggan disebutkan namanya mengatakan Punokawan Park ini sudah tutup sejak setahun lalu saat masih ada pandemi Covid-19.
“Iya benar, sudah tutup tempat wisata ini sudah setahun lebih kok,” katanya.
“Tapi, dengar-dengar ini mau dibuka lagi, tapi entah kapan,” imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh ST salah satu pemilik warung kopi di kawasan Punokawan Park sejak setahun lalu objek wisata ini sudah tutup dan tidak beroperasi lagi.
Tutupnya Punokawan Park ini, sambung dia, akhirnya berdampak para penjual banyak yang gulung tikar.
“Banyak yang tutup mas (Wartawan.red) yang jualan disini, bahkan saya dengar juga mereka tidak bisa bayar cicilan di Bank,” ungkap dia sembari dengan polosnya juga akui pinjam di Bank untuk buka usaha ini.
Sementara itu, warga berinisial SR (54) mengatakan tutupnya Punokawan Park ini menuding pengelolaan oleh Pemerintah Desa Banaran terkesan amburadul.
“Anggaran yang dipakai bangun ini ratusan juta, seharusnya Kades bisa mempertanggungjawabkan kenapa bisa tutup wisata ini,” katanya.
“Coba lihat saja, bunga-bunga disini sudah layu dan nampak gersang sekali dan sudah tidak dirawat lagi seperti dulu,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala Desa Banaran, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Andri Suprambodo menepis anggapan kalau Punokawan Park sudah tutup.
Menurut dia, Punokawan Park bukan tutup tapi berhenti untuk operasionalnya saja, dan nanti saat akhir tahun 2023 akan kembali opening.
“Iya benar, tutup baru 6 bulan lalu, kenapa harus tutup karena tidak ada pengunjung, sehingga biaya operasional tidak mencukupi akhirnya sementara ditutup,” ujar Kades Andri saat dikonfirmasi melalui sambungan aplikasi WhatsApp, Jumat (6/10/2023).
“Nanti menjelang tahun baru kami buka kembali, sudah ada tertata manajemen, perkiraan malam tahun baru namun demikian pada 10 Desember 2023 itu mulai opening,” sambungnya.
“Untuk opening nanti kami kerjasama dengan BUMDesa nanti yang mengelola juga BUMDesa,” katanya menambahkan.
Dia menambahkan keberadaan Punokawan Park ini, ia mengakui untuk pembangunannya menggunakan menelan ratusan juta yang bersumber dari Dana Desa.
“Memang benar, pembangunan wisata ini Punokawan ini menggunakan DD karena itu masuk dalam kode rekening DD untuk pengembangan potensi desa wisata dan hal ini memang diamini dan diijinkan ada aturan dari Permenkeu dan Permendes untuk kegiatan pengembangan potensi desa memang diperbolehkan, dan tidak desa sini saja (Banaran) tapi untuk desa lainnya juga ada panjenengan (Wartawan.red) tahu sendiri,” tambahnya.
Menurut Andri, ia membantah bahwasanya pengelolaan Punokawan Park terkesan ceroboh dan itu tidak benar.
Diketahui, jelas dia, Punokawan Park ini bukan untuk taman saja tapi jug dilengkapi gedung serbaguna, sedangkan bangunan tersebut hingga saat ini masih digunakan baik untuk sanggar tari, pramuka, dan lainnya.
“Yang mangkrak itu cafe dan karaoke disini, sedangkan gedung serbaguna madih digunakan kok,” ujarnya.
“Untuk taman saya akui memang terlihat gersang dan kering sebab sudah tidak biaya perawatan lagi,” sambungnya.














