MATTANEWS.CO, MEMPAWAH – Setiap pagi di Dusun Nikmat, Desa Sungai Purun Kecil, deru suara cangkul berpadu dengan tawa ringan. Di bawah terik matahari, para prajurit TNI dari Kodim 1201/Mempawah bekerja bahu-membahu bersama warga. Bukan sekadar pembangunan fisik, namun juga tercipta sebuah ikatan kebersamaan yang tulus: inilah wajah humanis TMMD ke-124.
Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang dipimpin oleh Letkol Inf Benu Supriyantoko ini bukan hanya soal membangun jalan dan jembatan.
Di lapangan, terasa nyata bagaimana prajurit dan warga melebur menjadi satu. Tak ada sekat antara seragam loreng dan pakaian harian petani. Semua menyatu dalam semangat gotong royong.
“Pak tentara itu bukan hanya kerja, tapi juga ngajarin kami cara mengaduk semen yang efisien, ngajak ngobrol, bahkan main sama anak-anak,” kata Pak Rani, warga Dusun Nikmat, sambil tersenyum.
Ia bercerita bagaimana anak-anak di desanya kini punya cita-cita jadi tentara setelah ikut pelatihan baris-berbaris kecil bersama para prajurit.
Kapten Czi Kiki Gunawan, selaku koordinator lapangan, menyampaikan bahwa pendekatan humanis adalah kunci keberhasilan TMMD.
“Kami ingin masyarakat merasa dilibatkan dan dihargai. Karena yang kami bangun bukan hanya fisiknya, tapi juga jiwanya—kebersamaan dan kepercayaan,” ujarnya.
Kepala Desa Sungai Purun Kecil, Zainol Bahri, juga mengungkapkan apresiasi dan rasa harunya.
“TMMD ini bukan hanya membawa pembangunan ke desa kami, tapi juga membawa semangat. Warga jadi lebih kompak, termotivasi, dan merasa diperhatikan. Kehadiran TNI membuat kami merasa tidak sendiri dalam membangun desa,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa momen seperti ini jarang terjadi, dan menjadi kenangan manis yang akan dikenang warga dalam waktu lama.
Tak jarang, usai pekerjaan fisik, para prajurit turut hadir dalam kegiatan sosial seperti penyuluhan kesehatan, pelatihan kewirausahaan, hingga pengajian malam. Bahkan beberapa anggota TNI sempat membantu petani memanen hasil ladang. Semua dilakukan dengan niat pengabdian dan cinta tanah air.
TMMD ke-124 di Dusun Nikmat menjadi bukti bahwa kekuatan pembangunan tak hanya terletak pada alat berat dan bahan bangunan, tapi juga pada kekompakan hati dan semangat bersama. Di balik suara cangkul itu, lahir harapan baru bagi masyarakat desa—dan semangat manunggal yang terus menyala.