MATTANEWS.CO, TULUNGAGUNG – Perayaan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-818 diwarnai oleh jalan sehat yang diikuti oleh ribuan peserta. Kegiatan ini berlangsung meriah dan diselenggarakan bersama Penjabat Bupati Tulungagung, Dr. Ir. Heru Suseno, MT., dari Provinsi Jawa Timur.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tulungagung, Marsono, S.Sos., menyatakan apresiasi atas keberhasilan jalan sehat ini dan partisipasi ribuan warga.
Namun, Marsono menyoroti pentingnya menjadikan kegiatan jalan sehat ini sebagai upaya berkelanjutan, bukan hanya sebagai acara musiman. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat terus menikmati manfaatnya.
“Kami sangat mengapresiasi animo dan antusiasme masyarakat dalam mengikuti jalan sehat dalam rangka perayaan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung ke-818,” kata Bendahara DPC Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabupaten Tulungagung.
Selain itu, Marsono menggarisbawahi pentingnya tanggung jawab para pemangku kebijakan dan pemimpin dalam menjaga kelangsungan kegiatan seperti ini dengan membuat instruksi yang berkelanjutan.
“Jadi, kegiatan jalan sehat ini bukan hanya masalah hadiah, tetapi juga tentang sejauh mana tanggung jawab para pemangku kebijakan dan figur publik untuk menjaga agar kegiatan ini tetap berlangsung, tidak hanya muncul ketika dibutuhkan,” tambahnya.
Marsono juga menekankan bahwa kegiatan ini menciptakan komunikasi dan interaksi sosial yang humanis antara tokoh masyarakat dan warga.
Ia juga menganggap penting untuk melakukan edukasi yang luas dalam menjalankan program yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk petani, pedagang, dan Aparatur Sipil Negara (ASN). Konsep program ini harus komunikatif dan terintegrasi dengan baik antara berbagai institusi dan lembaga pemerintah di Kabupaten Tulungagung, seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif, agar pemerintahan bisa dinikmati masyarakat secara menyeluruh.
Marsono menambahkan bahwa Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno terkesan dengan semangat masyarakat dalam kegiatan jalan sehat tersebut, terutama dengan adanya “spirit door prize.”
“Kami berharap agar semua program, terutama program kemasyarakatan, yang memiliki manfaat luas dapat diteruskan secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan prinsip istikomah dalam bahasa ulama, di mana keberlanjutan sangat penting. Jangan seperti yang saya katakan tadi, ‘rog-rog asem,’ yang hanya muncul saat dibutuhkan, dan kemudian hilang lagi,” tandasnya.