Jelang Hari Raya Idul Adha 1444 H, Bupati Tulungagung Sebut Harga Pasar Masih Layak

MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG – Menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah atau 2023, Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., menyebut harga pasar masih dalam batas kelayakan.

Pernyataan itu dikatannya seusai mengikuti teleconference bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, S.T., M.T., di Balai Desa Bulus Kecamatan Bandung Kabupaten Tulungagung Provinsi Jawa Timur, Senin (26/6/2023).

Menurut Maryoto, pihaknya telah menginstruksikan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tulungagung bersama instansi terkait guna melakukan peninjauan pasar menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha 1444 H.

“Harga pasar jelang Idul Adha 1444 H masih dalam batas kelayakan, artinya tidak menunjukkan adanya satu kenaikan harga yang berakibat inflasi secara signifikan,” ucap Maryoto di dampingi Wakil Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., di hadapan awak media.

Mantan Sekda Kabupaten Tulungagung menambahkan pihaknya menggelar Gerakan Pangan Murah di Desa Bulus Kecamatan Bandung.

Gerakan Pangan Murah, sambung Maryoto, pihaknya memilih Desa Bulus karena mayoritas masyarakat desa tersebut sumber penghasilan dari sektor pertanian.

“Kami pilih Desa Bulus sebagai tempat Gerakan Pangan Murah ini karena warga desa setempat sumber penghasilan dari pertanian, namun, karena pertanian kurang berhasil disebabkan adanya serangan hama,” tambahnya.

“Dengan demikian, kita harapkan agar masyarakat bisa menikmati adanya pasar murah dengan menjual beras murah dan sembilan bahan pokok (Sembako) sebagai upaya bisa membantu warga setempat,” imbuhnya.

Bacaan Lainnya

Pada kesempatan itu, lebih lanjut Maryoto menjelaskan berbicara kelangkaan pupuk sebenarnya sangat berkaitan dengan supplier pupuk itu sendiri.

Pilihan Pembaca :  Tahanan Kabur Lapas Muara Enim Berhasil Ditangkap Kembali

Mengapa demikian, jelas Maryoto, pihaknya sebenarnya sudah melakukan pendataan kepada para petani yang dilakukan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang dikoordinir oleh Dinas Pertanian.

“Gapoktan itu sudah mendata para petani yang dikoordinir oleh Dinas Pertanian untuk diusulkan mendapatkan bantuan pupuk,” terangnya.

“Yang penting secara regulasi usulan sudah kita sampaikan,” sambungnya.

“Sebenarnya menggunakan pupuk organik itu sudah lama dan kita sudah berupaya mengembangkan di desa-desa, misalnya di Kecamatan Sendang, Pagerwojo dan lainnya, sudah berupaya memanfaatkan limbah-limbah daripada limbah pertanian untuk diolah jadi pupuk organik,” tandasnya.

Pos terkait