MATTANEWS.CO, BINJAI – Ada yang unik dalam penyelidikan kasus terhadap kekerasan wartawan di Kota Binjai ini. Keterangan kasubag Humas Polres Binjai berbeda dengan keterangan dari Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Yayang Rezki Pratama. Dimana, Kasubag Humas mengatakan kalau Rasel sebagai otak pelaku dalam kejadian tersebut.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Binjai AKP Yayang Rezki Pratama, mengatakan tidak ada otak pelaku dalam kejadian itu, ” Dari keterangan para saksi belum ada otak pelakunya, kita harus mengejar pelaku lainnya biar jelas semuanya. Kalau sekedar praduga saja, beratlah.
Ketika ditanya soal Supris yang diduga sebagai otak pelaku, Yayang mengungkapkan, ” belum ada mengarah mereka disuruh. Sudah kami pertanyakan, makanya dipersidangan nantilah kau berargumen. Mereka melakukan aksinya hanya spontanitas, ” terang Yayang, Selasa (13/7) kemaren.
Sementara itu Syahzara Sopian dan M Sabarsah selaku korban manyatakan rasa kekecewaannya terhadap kinerja Polres Binjai dalam pengungkapan kasus kekerasan wartawan di Kota Binjai. Pasalnya, sampai saat ini polisi belum bisa belum bisa menangkap otak pelaku dalam kasus ini. Dan korban menilai polisi sudah gagal dalam mengungkap kasus kejahatan yang menimpah keluarga wartawan di Kota Binjai.
” Saya sangat sesalkan dengan adanya Pers Release dari Kasubag Humas Polres Binjai kepada kawan-kawan wartawan. Dia mengatakan tersangka Rasel sebagai otak pelaku dalam kasus yang menimpah saya dan keluarga saya. sedangkan kasat Reskrim mengatakan kalau belum ada otak pelakunya, dan perbuatan pelaku hanya sepontanitas, ” Ucap Sopian, Rabu (14/7).
Sopian juga mengungkapkan, kalau dirinya tidak mempercayai Rasel sebagai otak pelaku dan melakukan kejahatnnya itu secara spontan. Dirinya menduga otak pelaku dalam adalah Supris, bandar judi dan narkoba yang selama ini tengah disoroti di media tempatnya bekerja.
” Apa keterkaitan para tersangka dengan pemberitaan yang saya tulis di media saya. Sudah jelas saya memberitakan maraknya togel dan narkoba yang dikelolah Supris. Jadi kalau mereka tidak terima dengan berita saya, berarti mereka adalah bagian dari Supris bandar togel dan narkoba yang saya maksud, ” ungkap Sopian yang juga mengaku sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Binjai.
Selain mengugkapkan kekesalannya terhadap penyelidikan yang dilakukan Polisi. Sopian kembali menjelaskan, kalau dirinya sempat ditemui oleh seseorang yang mengaku utusan dari istri Supris. Orang utusannya itu mencoba melakukan negoisasi perdamaian atas laporan percobaan pembunuhan dan pembakaran rumah.
” Kalau memang tidak ada kaitanya dengan Supris yang saya tuding sebagai bandar togel dan narkoba di Kota Binjai, masak iya ada utusan yang mengaku dari istri Supris datang memohon perdamaian terhadap laporan saya dan laporan orang tua saya, ” Jelasnya sembari mengingatkan Polres Binjai untuk serius mengungkap kasus kekerasan terhadap pekerja Pers yang terjadi di Kota Binjai.














