MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Kolaborasi Komunitas Musik Kawan Lamo dan Dewan Kesenian (DKP) dalam meramaikan Kawasan Heritage Lawang Borotan berjalan dengan meriah.
Selain menampilkan seni, agenda yang berakhir pada Sabtu (26/7) malam lalu itu, turut melibatkan para pelaku UMKM di bidang kuliner.
“Tidak hanya seni musik, tapi juga sastra, teater, seni rupa, tari, dan film seakan ‘tersandera’ dan terbawa arus atraksi di panggung dan seputar Lawang Borotan,” kata Ketua Panitia, Nandi.
Dipaparkan Nandi, para pelukis seperti Rudi, Don Tiger, Gede, dan Yan Komik larut dalam warna dan kuas berpagut kanvas. Mereka menorehkan karya dan imajinasi peninggalan Kesultanan Palembang yang kini semakin hidup dengan hadirnya Parade Bunyian.
“Semangat mereka semakin terbakar, ketika di hari terakhir, tiga lukisan dari lima yang terpajang di atas kanvas, berpindah tangan melalui proses Lelang,” ujarnya.
Di bidang musik turut dimeriahkan oleh Bendenget Home Band, Second Jumper Kerjo Kelompok D’asterix, Anafora, Tarian Daerah, Weekly, Bendenget-Homeband , dan Tari Tanggai, Pal 7, Thunder Band.
Kesemarakan acara selama dua hari itu, semakin panas dikocok oleh MC Loedy dan Rizma featuring Mamen.
Di hari kedua, beberapa band dan tim seni lainnya juga tampil, diantaranya, Bandenget (Home Band) yang dimotori Mpit dan didukung musisi lainnya, Adi, Hendri, Andi PP Biru, Ucen, Risma, Ludy, Bembeng dan Mamen, juga tampil The Romans Band.
Dilanjutkan oleh solois, Ali Goik yang membawakan dua lagu berjudul Kami Bukan Hama dan Penumpang Gelap.
Lalu ada Tanjack Kultur, kelompok eksplorator bunyi-bunyian etnik yang membawa suara-suara alam dan tradisi ke dalam konteks modern. Ada juga penampilan Eko Raphsody, Don’t to Earth, Second Jumper, dan Orkes Penampilan Terakhir dengan vokalisnya Randi.
Nandy menyebutkan, kegiatan ini turut dihadiri dan ditonton oleh masyarakat. Mereka antusias merasakan denyut nadi kota Palembang yang berdetak lewat musik, dongeng, dan kebudayaan.
“Dewan Kesenian Palembang dan Kawan Lamo telah memberikan energi bukan sekadar bagi para seniman, tetapi juga bagi masyarakat dan berbagai stakeholder lainnya,” jelasnya.
Di tempat sama, Ketua DKSS, Ms Iqbal Rudianto mengapresiasi kegiatan Parade Bunyian ini. Dia berencana kegiatan itu akan perluas untuk wilayah Sumsel, sehingga energi positif dari kegiatan ini akan ditularkan ke area yang lebih luas.
“Syukur-syukur kalau pemerintah bisa berpartisipasi dan memberi dukungan yang lebih besar,” tegasnya.
Sementara itu, Dinas Pariwisata Palembang melalu Kabid Pemasaran Hatta Fadhilah merespn positif Parade Bunyian. Dia berharap ke depan menjadi agenda rutin yang mempertemukan seniman dan beragam komunitas dan sanggar.

Penutupan semakin seru
Suasana penutupan semakin seru dan panas lewat penampilan The Moksa yang dimotori Anang Fitriansyah, Rich 13, Q Project yang perkuat penyanyinya Qusoi dengan lagu-lagu ska-nya.
Begitupun Sriwijaya Nada Band dari Ajendam yang sempat menjuarai festival nasional di lingkungan TNI, membakar suasana dengan lagu-lagu koplonya diantaranya Rungkad.
Solois kedua, Ucok Geng Gong tampil setelah penampilan Gong Sriwijaya Band yang dimotori Pakde Singgih di bass dengan lagu-lagu rock lawasnya, seperti Smoke on the Waternya Deep Purple.
Putri Indonesia ikut terhanyut
Putri Indonesia asal Sumsel, Nadia dan Badia, tampak hanyut dan larut menikmati sajian yang disuguhkan para seniman. Juga terihat Bujang Gadis Palembang, Cek Ayu Cek Bagus, Putri Anak, Duta Anak, Bujang Gadis Pendidikan, Duta Pariwisata, Bujang Gadis Kesehatan, Bujang Gadis Intelegensia, Duta Pemuda dan Olahraga.
Meski tak turut turun di depan panggung, para peagent ini ikut larut dalam setiap aliran musikyang hadir. Baik itu, pop, rock, maupun dangdut.
Kawinkan seni
Ketua DKP, M Nasir mengatakan, kedepannya ini musik dan seni akan menjadi bagian terpenting dalam pelestarian dan pengembangan seni. Bukan hanya dengan Komunitas Kawan Lamo, DKP juga akan bersinegi dan berkolaborasi dengan komunitas dan sanggar-sanggar seni lainnya.
“Pemilihan Duta seni cilik, Duta dangdut Palembang, Seniman masuk sekolah, dan memberi peluang tetap bisa manggung kepada seniman-seniman tradisi menjadi catatan berikutnya,” ujar Nasir.
Hal senada juga dikatakan Ketua Kawan Lamo, Mpit. Komunitas pihaknya yang menaungi seni musik akan terus menggebrak Palembang dengan ide-ide yang lebih menarik.
“Begitupun dengan Kawan Lamo sebagai komunitas musik dan beragam seni lainnya, akan terus menggeliat dan menggebrak Palembang dengan ide-idenya,” ujar Mpit, didampingi Sekretarisnya, Anang Fitriansyah.














