“Jenis pajak penyumbang penerimaan terbesar adalah PPN sebesar Rp122,2 miliar disusul PPh NonMigas Rp64,94 miliar,” tuturnya.
Sementara, Suyato Kepala Seksi Perbendaharaan KPPBC Nanga Badau selanjutnya menyampaikan progres penerimaan Kepabeanan dan Cukai s.d. 31 Oktober 2024 sebesar Rp409,52 juta atau 1.034% dari target Rp39,60 juta dan tumbuh 819% dibandingkan tahun lalu.
“Neraca perdagangan yang melalui PLBN Nanga Badau defisit Rp39,3 miliar atau turun 328% YoY disebabkan karena adanya adanya impor pipa spiral untuk perkebunan sawit yang masih berlangsung,” ujarnya.
Winarno menyampaikan, realisasi Belanja Pemerintah Pusat berupa Belanja Pegawai sebesar 90,03%, Belanja Barang 63,83% sedangkan Belanja Modal baru mencapai 65,32%, sehingga rata-rata realisasi K/L berada di posisi 72,44% masih dibawah target rata-rata triwulan IV 91,67%.
Kepada seluruh satker mitra kerja diingatkan agar dalam pelaksanaan langkah-langkah akhir tahun 2024 meningkatkan koordinasi internal antara pelaksana kegiatan dan pengelola kekuangan, agar target dapat dicapai dan tidak sampai terjadi keterlambatan penyelesaian pekerjaan serta keterlambatan pembayaran tagihan atau penyampaian SPM.