Lepas Segel Penutupan, Parkside Dinilai Menantang Masyarakat Palembang, AMP Siap Perang

MATTANEWS.CO, PALEMBANG,- Pelepasan banner penutupan hotel yang diduga dilakukan pihak Parkside Hotel Palembang, tampaknya memicu kemarahan 40 ormas, LSM, NGO, serta masyarakat umum yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli (AMP), hingga merasa perlu untuk melakukan konsolidasi.

Konsolidasi terlihat dihadiri sejumlah tokoh pergerakan dan aktivis Sumatra Selatan (Sumsel) diantaranya Suparman Rohmans, Ki Edi Susilo, Charma Afrianto, Tumpal Simare-mare, Jo Karno, Roni, Reco Vernando, Yogi Bob, Oman, Moes, dan Sukma Hidayat, serta puluhan anggota ormas lainnya.

Seperti diketahui, banner berisi pemberitahuan penutupan hotel itu sendiri dipasang Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Satuan Polisi Pamong Praja dan DPRD Kota Palembang. Sehingga, imbas dari pelepasan banner tersebut, membuat AMP menggelar konsolidasi perang melawan pihak manajemen Parkside Hotel, Palembang.

Ditemui usai konsolidasi, Koordinator AMP Ki Edi Susilo mengatakan, penyegelan hotel dilakukan siang hari. Itu artinya, hotel tersebut untuk sementara harus ditutup dan dilarang beroperasi.

“Eh, setelah kita cek pada petang harinya sekitar pukul 18.44 WIB, segelnya sudah tidak ada lagi, alias dicabut pihak tertentu. Keadaan ini harus kita lawan,” kata Ki Edi Susilo, di Kopi Day Kafe, di Jalan Angkatan 45, Palembang, Senin, (10/2/2025).

Ditambahkannya, pihaknya memiliki bukti foto serta video terkait, pelepasan banner pada jam pemeriksaan yang dilakukan AMP tersebut. Ki Edi Susilo meminta agar Kapolrestabes Palembang mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang sengaja melepaskan banner tersebut.

“Itu berkaitan dengan maruah dan kewibawaan Pemkot Palembang, serta eksistensi teman-teman di legislatif,” sebut Ki Edi.

Ki Edi menyarankan agar polisi segera merekomendasikan Pemkot Palembang agar hotel tersebut segera ditutup dan tidak diperkenankan lagi untuk beroperasi di kota ini.

Bacaan Lainnya
Pilihan Pembaca :  Ketua Persit Sempatkan Kunjungi Lokasi TMMD

“Pihak hotel harusnya taat dengan kebijakan pemerintah. Baru saja dipasang banner agar ditekomenfasikan ditutup sementara, eh segelnya tiba-tiba dibuka paksa. Ini kejadian yang sudah berulang-ulang dilakukan,” ucapnya.

Menurut Ki Edi, beberapa waktu lalu, telah pula dilakukan penyegelan yang sama. Tapi segel itu dibongkar, hingga akhirnya Satpol PP Kota Palembang melaporkannya ke polisi agar ditindak tegas.

“Karena sudah ada pelaporan resmi dari pihak Satpol PP, maka malam itu pula terjadi hal serupa. Ini bentuk ketidaktaatan pihak hotel terhadap peraturan pemerintah,” tukasnya.

Ki Edi meminta agar pihak Kapolrestabes Palembang segera menindak tegas sesuai hukum yang berlaku di negara Kesatauan Republik Indonesia. Masih menurut Ki Edi, hasil penggalangan solidaritas bersama yang lebih luas untuk turun ke lapangan pada Kamis, 13 Februari nanti.

“Kita akan melakukan aksi massa. Kami akan meminta Kapolrestabes dan Pemkot Palembang untuk menyegel hotel tersebut. Bahkan dapat mengusut dan membongkar adanya dugaan mafia perizinan di Kota Palembang,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Gencar Charma Afrianto menyimpulkan, Pemkot Palembang terkesan tidak bersungguh-sungguh dalam menegakkan aturan. “Diduga keras, main mata dengan pihak hotel,” pungkasnya.

Pos terkait