Sementara itu Koordinator Peat-IMPACTS Feri Johana mengatakan lokus kegiatan Peat-IMPACTS di
Kabupaten Ogan Komering Ilir ada di desa-desa yang terletak di wilayah Kesatuan Hidrologis Gambut
(KGH) Saleh-Sugihan dan Sugihan-Sungai Lumpur.
Kerja bersama akan dimulai dengan pembentukan Tim Kerja Bersama yang terdiri dari berbagai unsur
dinas dan lembaga. Tim ini bertanggungjawab untuk mengelola dan mengarahkan kegiatan yang
mendorong pengelolaan gambut lestari.
“Langkah paling penting yang pertama kali harus dilakukan adalah menyeragamkan persepsi dan tujuan.
Kita semua ingin melihat pengelolaan gambut yang lebih baik, masyarakat di wilayah dengan lahan
gambut dapat terus meningkatkan taraf kehidupannya melalui usaha-usaha tani yang berkelanjutan dan
baik untuk alam,” kata Feri.
Selain menggali informasi dan kegiatan yang sedang berjalan dari para pihak, Peat-IMPACTS juga
menyajikan 4 intervensi usaha tani di kawasan lahan gambut. Intervensi tersebut adalah 1) Pengayaan
jenis di kebun sawit monokultur di Desa Nusakarta; 2) Agroforestri karet melalui pengayaan jenis pohon
buah-buahan di Desa Lebung Hitam; 3) Pengembangan agroforestri dengan jenis tanaman yang tidak
disukai gajah di Desa Jadi Mulya, dan 4) Peningkatan produksi sawit berkelanjutan dan pemberdayaan
perempuan melalui pemanfaatan lahan pekarangan di Desa Rengas Abang.