Minim Tenaga Pengajar, Kepala SMPN 2 Tibar Usulkan Ini ke Pemkab Deiyai

MATTANEWS.CO, DEIYAI – Minimnya tenaga pengajar, merupakan masalah yang harus dihadapi oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 (dua) Tigi Barat (Tibar) di Kampung Digibagata Deiyai Papua, untuk bisa bersaing di dunia pendidikan.

Kepala SMPN 2 Tibar Petrus Bobii, S. Pd.k mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan tenaga pengajar seperti Sarjana Matematika, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Selain itu pihaknya juga sedang mencari tenaga pengajar ahli di bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

“Sehingga melalui itu, Sekolah bisa meraih sekolah bermodel dan bermutu nantinya,” jelas Bobii. Senin (18/1/2021).

Bobii menerangkan, pihaknya juga sering menemukan dan mengalami kesulitan saat Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Seperti masih minimnya media pembelajaran saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Adanya daya tangkap peserta didik yang berbeda-beda.

“Ada kelas yang sering terjadi keributan karena tidak ada tenaga pendidik, sering peserta didik tidak bisa dapat pelajaran, karena tidak ada guru mata pelajaran di kelas,” ungkapnya.

Beliau berharap Pemerintah Daerah (Pemda) kabupaten Deiyai terlebih khusus kepada Dinas Pendidikan dan Pengajaran bahwa mesti ada pemerataan Guru.

Juga harus ada pengawasan yang benar-benar turun ke lapangan, untuk melihat langsung kondisi dan situasi sekolah.

“Dan melakukan supervisi ke setiap sekolah, agar pendidikan kita di Deiyai semakin melaju pesat,” harap Kepsek.

Bobii pun berharap Pemda juga memperhatikan kesejahteraan para guru, karena bertahun-tahun para guru pertahankan hidup mengabdi di lapangan. agar mereka betah di tempat tugas masing-masing sekolah. Di samping itu supaya para guru bisa mengabdi dan menjalani sesuai tugas utamanya, untuk mencetak anak Bangsa.

Kepsek itu pun menyarankan bahwa Dinas pendidikan dan pengajaran, harus melakukan mitra kerja dengan Uncen atau UNIMA. Untuk buka kelas jauh, di bidang pendidikan supaya memenuhi kekurangan guru di Kabupaten Deiyai.

“Data keseluruhan Guru seluruh kabupaten Deiyai pertahun 2019 adalah hanya 400 saja. Kini sudah mulai mengurang karena ada beberapa guru yang sudah pensiun dan meninggal,” terangnya.

Setiap tahun berjalan ada program beasiswa ADEM bagi siswa SMP melanjutkan SMA dan Program ADIK bagi Siswa lulusan SMA/K karena itu diharapkan supaya beasiswa ini dilakukan seleksi dan diutamakan untuk menempuh dibidang pendidikan.

“Utus siswa lulusan SMP melanjutkan ke KPG Nabire atau SMK Tunas bangsa Timika. Sedangkan lulusan SMA/SMK ke perguruan tinggi Uncen, Unima atau Perguruan Tinggi lain yang ada jurusan Guru,” ungkapnya.

Bagikan :

Pos terkait