“Untuk mencegah banyaknya barang murah yang masuk terutama dari negara China dan masuk dengan cara ilegal kami mendukung lembaga yang membidanginya untuk melakukan proses penanganan permasalahan tersebut, untuk meningkatkan daya saing, kapasitas serta pemahaman dari UMKM maupun perusahaan besar, yang bisa dilakukan adalah meningkatkan akses keuangannya, untuk meningkatkan kualitas adalah dengan cara meningkatkan kegiatan pelatihan serta edukasi yang telah kami lakukan dalam 3 bulan terakhir, seperti On Bording, mengajarkan keterampilan, kemampuan pemasaran, flat foam seperti penggunaan teknologi Digital sepert Sosmed berbasis IT dan ini harus dibangun para pengusaha UMKM dan OJK mensupport akses permodalan,” terang Mahendra.
Sementara itu, Kepala OJK Sumsel Untung Nugroho mengatakan, kegiatan ini adalah bukti nyata OJK mendukung semua kegiatan UMKM, dan ini salah satu komitmen OJK.
“Saat ini kredit yang telah disalurkan oleh perbankan di Sumsel mencapai 35 persen untuk para UMKM, dari anggaran RP 105 triliun 35 persennya telah diserap oleh UMKM, sebetulnya target untuk UMKM adalah 30 persen namun permintaan semakin meningkat, kita tetap mendorong direncana bisnis Bank-Bank untuk menambah porsi kredit ke UMKM, OJK sebagai pengawas akan tetap memonitor pencapaian bisnis setiap UMKM,” tutupnya.