Example 728x250 Example 728x250
BERITA TERKINISeni dan Budaya

Pemutaran Empat Video Dokumenter Warnai Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam

×

Pemutaran Empat Video Dokumenter Warnai Peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, PALEMBANG,- Hari keempat peringatan Pertempuran Lima Hari Lima Malam di Palembang dilanjutkan dengan pemutaran perdana sekaligus launching empat video dokumenter hasil penerima bantuan fasilitasi pemajuan kebudayaan dari Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumsel tahun 2024 di Gedung Kesenian Palembang, Selasa (31/12/2024).

Empat video dokumenter tersebut masing-masing berjudul Keris Palembang (Kemas Ari Panji), Pengetahuan Lokal Sungai Palembang (Hidayatul Fikri/Mang Dayat) , Asal Usul Kampung Dulmuluk Palembang (Dudy Oskandar) dan Lima Masjid Tua di Palembang (Raden Muhammad Genta Laksana)

Hadir diantaranya Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH M Kn, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan (BPK Wilayah VI Sumsel) Kristanto Januardi, Ketua Umum Forum Wisata dan Budaya (Forwida) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) periode 2023-2027, Diah Kusuma Pratiwi, mantan Ketua Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (Agsi) Sumsel Merry Hamraeny, budayawan Palembang Vebri Al Lintani, sejarawan Palembang Kemas Ari Panji, youtuber Palembang Mang Dayat, seniman Palembang Ali Goik dan Genta, kalangan mahasiswa, guru dan masyarakat umum Kota Palembang .

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI Sumatera Selatan (BPK Wilayah VI Sumsel) Kristanto Januardi mengatakan, keempat video dokumenter ini berkisah seputar Kota Palembang.

“Pemerintah melalui BPK Wilayah VI membantu memberikan fasilitasi dibidang kebudayaan, sebetulnya fasilitasi bidang kebudayaan semenjak beberapa tahun ini untuk di Sumsel ini itu juga ada beberapa lainnya sebetulnya, ada namanya dana abadi kebudayaan, kalau dapat itu banyak bisa dilakukan, karena anggaran cukup luar biasa sampai mencapai ratusan juga, bahkan ada dana abadi kebudayaan yang mencapai Rp 1 miliar lebih selama beberapa periode dia bisa mengerjakan project tersebut, kalau dana dari kami jauh dari itu besarnya Rp 20 juta paling tinggi, tapi ini khan berupa dana stimulasi jadi ini bentuk dukungan pemerintah untuk memajukan kebudayaan , bentuknya tidak hanya di film dokumen ini saja , bisa membuat karya kebudayaan lain seperti pertunjukkan seni itu diperbolehkan, kemarin ada yang membuat buku juga bisa , ada mengadakan FGD atau seminar dan sebagainya, mengadakan kajian namanya manuskrip huruf ulu Sumsel juga bisa masuk,“ katanya.

Menurutnya 10 objek pemajuan kebudayaan itu manuskrip , tradisi, permainan tradisional , seni, bahasa dan lain-lain bisa untuk melakukan kegiatan terkait hal itu.

“Membuat film itu banyak lho yang tergerakkan, jadi menggerakkan kebudayaan, mengerakkan aktivitas film saja sudah banyak menggerakkan perekonomian , demikian dengan kebudayaan lain, jadi menggerakkan kebudayaan artinya menggerakkan perekonomian,” katanya.

Sedangkan Kemas Ari Panji mengajak kalangan mahasiswa dan masyarakat untuk mengikuti bantuan fasilitasi pemajuan Kebudayaan dari Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumsel tahun 2025 nanti.

“Karena kalau kami tahun depan tidak bisa lagi menerima bantuan ini , kami harus menunggu beberapa tahun, apa –apa yang kurang jelas, atau mau bertanya silahkan menghubungi pihak Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VI Sumsel,” katanya.