Reporter : Adi
PALEMBANG, Mattanews.co – Dalam rangka memeriahkan ulang tahun Republik Indonesia ke 74, seniman, penyair pencinta puisi, yang tergabung di Aliansi Masyarakat Seni Sastra Palembang dan Garnas mengadakan pentas seni jalanan baca puisi di simpang lampu merah PSCC Palembang, Sabtu (1708/2019).
Hadir dalam acara tersebur pembaca puisi Antoni Anshori, SAg.M.Si, Febri Handayani,SAg, Hendri, Edwin fast dan pencinta sastra lainnya.
Antoni Anshori, SAg.MSi dalam wawancaranya menyampaikan kegiatan pentas seni baca puisi jalanan bukan hal yang baru.
”Ini sudah yang kesekian kalinya. Tahun 2016 lalu, pada hari puisi nasional kita pun mengadakan di tempat yang sama. Alasan jalanan di pilih, karena ingin menyatu saja dengan masyarakat,” tuturnya.
Ditempat yang sama, Edwin Fast, seniman Sumatera Selatan yang mengagas kegiatan pentas seni jalanan menuturkan lebih memilih pentas jalanan karena lebih asyik saja. “Penonton yang lalu lalang tentu ragam menilai, pentas seni di jalan sudah dari tahun 97- an. Bukan hal yang baru ini,” ujarnya.
“Ruang-ruang publik sebagai tempat kegiatan berkesenian perlu di perbanyak di Palembang,” tambah Edwin Fast yang juga merupakan calon ketua Dewan Kesenian Palembang ini.
Menurutnya, minat bakat baca puisi di Palembang jumlahnya cukup banyak. Dimana tahun 2016 lalu pada hari puisi nasional dirinya pernah mengadakan kegiatan baca puisi, monolog, pantomim di gedung galeri taman budaya sriwijaya jakabaring Palembang, Sumatera Selatan.
“Waktu itu saya mengundang pak Herman Deru untuk baca puisi. Waktu itu beliau pernah meminta saya untuk menulis puisi berjudul tentang kepemimpinan untuk beliau bacakan,” terang dia.
“Pak Herman Deru dalam membacakan karya puisi penuh penfhayatan. Saya pernah mengatakan bagus cara baca puisinya, seperti penyair. Waktu itu beliau belum jadi Gubernur Sumsel. Sekarang Alhamdulillah beliau sudah menjadi gubernur Sumatera Selatan,” tutur Edwin Fast mengenang.
Tambahnya, kegiatan pentas baca puisi hari ini memang sederhana, terpenting esensinya. Pihaknya rata rata membacakan puisi-puisi perjuangan termasuk karya Charil Anwar, Sutardji Calzoum Bachri, WS.Rendra dan karya – karya puisi lainnya. “Pencinta puisi tak akan pernah surut untuk terus berkarya,” tegas Edwin Fast.
Editor : Anang