“Peran Pemuda Dalam Menangkal Radikalisme Guna Menunjang Wilayah Sumsel yang Kondusif”

Sementara, Abdul Rahman Tayib mengatakan jika besic kita dalam mendalami ilmu Agama tidak ikut dalam pendidikan formal dan juga tidak memondok di pesantren, sebelumnya kita pernah terlibat kedalam jaringan teroris karena pada waktu itu kita tidak tahu bahwa kelompok tersebut adalah teroris.

“Jika kita mendapatkan suatu hidayah kita menjadi semangat untuk menekuni Agama Allah, lalu pada saat itu kita ikut pengajian – pengajian pada kelompok kelompok pengajian, serta mengikuti organisasi FAKTA dan mendalami Ilmu Jihad dibidang Jihad Isabillah, karena jihad tersebut merupakan puncaknya Jihad islam,” jelas dia.

“Kemudian kita bertemu dengan Noerdin M Top (Buronan Teroris) di Cilacap, disanalah kita diajarkan untuk merakit Boom dan belajar jihad Amalia. Kenapa kita menggunakan Boom. Kerena gaungnya sangat begitu besar, dengan tujuan untuk memerangi Amerika dan Sekutuhnya, yang berada di Indonesia maupun dinegara lainnya,” tambahnya.

Dilanjutkannya, kemudian kita menyiapkan Boom Taperwar. Untuk diledakan di sebuah caffe di Bukit Tinggi dengan target sudah tepat. Tombol Boom sudah di On-kan dan satunya lagi tinggal dipencet. Pada saat kita ingin meledakan Boom tersebut kita melihat ada seorang perempuan muslim yang masuk caffe tersebut, lalu peledakan Boom tidak jadi kita ledakan dilaksanakan. “Gerakan kita telah dibaca oleh Tim Densus 88 Mabes Polri, kemudian pada tahun 2008 kita ditangkap dan diponis 12 Tahun penjara, yang semestinya saat ini belum keluar, tetap di Negara kita ini mempunyai pembebasan bersyarat jadi kita haya menjalani hukuman 7 tahun penjara. ” Saya menyarankan kepada para pemuda yang ingin melakukan jihad isabibillah harus, pinter-pinter dalam memahami ilmu jihad isabibilan dengan jalur yang tepat,” imbau dia.

Bagikan :

Pos terkait