MATTANEWS.CO, JAMBI – Keprihatinan Gunaryadi melihat harga kopi petani yang hanya Rp17–18 ribu per kilogram pada 2018 mendorongnya untuk menciptakan solusi. Melalui inovasi dan pendampingan intensif Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), usaha kopi miliknya, ICN (Indonesia Coffee Nature) Kerinci, kini mencapai harga Rp65 ribu per kilogram dan berhasil menciptakan diversifikasi produk berupa parfum kopi dengan total nilai mencapai Rp900 ribu per kilogram.
“Dukungan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui UMK Academy benar-benar membuka mata kami. Dari literasi keuangan, produk ramah lingkungan, manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), hingga strategi marketing, semuanya kami pelajari dengan mendalam,” ungkap Gunaryadi, pendiri ICN yang memulai usahanya sejak 2018.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga bantuan konkret berupa mesin roasting, mesin giling, timbangan, dan laptop. Selain itu, pendampingan pengurusan izin Halal, Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), dan Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) memastikan produk ICN memenuhi standar dan siap bersaing.
ICN terus memperluas hilirisasi produknya. Selain parfum kopi, mereka menghasilkan kopi bubuk, lilin aromaterapi kopi, dan coffee charcoal penyaring udara dengan harga Rp25–70 ribu. Seluruh proses produksi dilakukan dengan standar ramah lingkungan dan efisiensi tinggi.
Pembinaan berkelanjutan ini menghasilkan peningkatan signifikan. Omzet ICN melonjak dari Rp65 juta per bulan pada 2023 menjadi Rp165 juta per bulan pada 2024, atau naik 154 persen. Usaha ini kini mempekerjakan sembilan orang di bagian sortir, produksi, dan penjualan.
Dampak sosialnya pun terlihat nyata. Beberapa karyawan mulai merasakan peningkatan kesejahteraan, bahkan ada yang kini sudah mulai membangun rumah sendiri.
“Alhamdulillah, dari bekerja di sini saya bisa menyekolahkan anak hingga lulus sebagai Sarjana Hukum. Saya sangat bersyukur,” ujar Tri Widyastuti, salah satu karyawan ICN.
Dalam proses produksinya, ICN menerapkan konsep zero waste dengan memanfaatkan seluruh limbah kopi. Limbah bubuk dijadikan parfum, sisa parfum diolah menjadi lilin aromaterapi, dan limbah lilin diubah menjadi coffee charcoal penyaring udara. Sementara abu kulit ari kopi dengan jumlah sekitar 24 kg per bulan, sepenuhnya diolah menjadi kompos menggunakan EM4 sekaligus menjadi bahan bakar tambahan, sehingga tidak ada limbah yang terbuang.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel juga aktif mengikutsertakan ICN dalam berbagai pameran dan expo, sehingga produk-produknya semakin dikenal luas. ICN telah meraih berbagai prestasi, seperti Juara 3 Bootcamp Training Bank Indonesia Jambi, Petani Berprestasi 1 Nasional, Juara 3 UMK Academy Go Online 2023, dan Juara 1 UMK Academy Kategori Go Green 2024.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, Rusminto Wahyudi, menegaskan komitmen perusahaan.
“ICN Kerinci menunjukkan bagaimana intervensi yang tepat, mulai dari penguatan kapasitas, pemenuhan legalitas, hingga pemanfaatan teknologi yang dapat mengubah rantai nilai komoditas lokal menjadi lebih berkelanjutan dan bernilai tinggi. Pendampingan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel tidak hanya meningkatkan daya saing produk, tetapi juga membawa dampak sosial yang nyata bagi para pekerja dan keluarganya. Inilah bentuk komitmen kami dalam memastikan UMKM binaan mampu tumbuh, naik kelas, dan berkontribusi pada ekonomi daerah,” jelas Rusminto.
Program pembinaan ICN Kerinci merupakan wujud Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya Tujuan 1 (Tanpa Kemiskinan), Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), serta Tujuan 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).














