BERITA TERKINI

Potret Ekonomi Indonesia di Daerah Jelang Lebaran Kini Bagai Fatamorgana

×

Potret Ekonomi Indonesia di Daerah Jelang Lebaran Kini Bagai Fatamorgana

Sebarkan artikel ini
Suasana di terminal saat ada larangan mudik.
Suasana di terminal saat ada larangan mudik.

MATTANEWS.CO, CIAMIS – Jalanan yang macet, toko-toko busana dan kuliner yang yang dipadati pengunjung, itulah potret tanah air ketika akan menjelang hari raya Idul Fitri atau yang lebih hangat disebut lebaran oleh sebagian banyak orang.

Kini, pemerintah baik pusat maupun daerah, untuk yang ke dua kalinya semenjak pandemi covid-19 menerapkan kebijakan larangan mudik. Pasalnya, hal demikian diantisipasikan tak lain demi memutus dan menekan mata rantai penyebaran covid-19 di tanah air.

Presiden menilai perkembangan Covid-19 di Indonesia banyak terjadi kenaikan, terutama berkaca pada setiap adanya libur panjang. Sehingga masyarakat diimbau harus menjaga kehati-hatian jangan sampai adanya kenaikan lagi.

Kebaikan dari kehawatiran pemerintah pusat dan daerah dengan antisipasi tersebut, justru menjadikan dampak pengaruh bagi masyarakat khususnya para pelaku usaha. Tak sedikit sektoril usaha yang kini mulai was-was. Khawatir pundi yang biasa diraih, menjadi nihil atau merugi.

Dhea (51) terpaksa harus menghela nafas panjang lantaran was-was dengan kenyataan yang harus dihadapi. Warung yang ia miliki di PO Bis Gapuraning Rahayu di Kecamatan Cijeunjing, Ciamis, Jawa Barat, dalam hitungan hari, harus terpaksa ia tutup dan kunci rapat-rapat.

Kebingungan bercampur kesedihan terpancar dari wajah wanita paruh baya ini. Ia yang harus menghidupi ketiga orang anaknya itu kini tengah lara. Yang ia fikirkan saat ini, bagaimana cara ia mendapatkan uang untuk kehidupan sehari-hari.

“Sebentar lagi lebaran, harus bayar zakat fitrah juga, bingung harus bagaimana dengan kebijakan ini,” ujar Dhea saat diajak bincang dengan mattanews.co Rabu (28/4/2021).

Ia mulai berbicara terbata-bata hingga meneteskan air mata. Bagi dirinya, sudah tidak ada solusi lain hingga nanti ia akan menutup warungnya ketika larangan mudik ditetapkan. Hanya fikiran yang hampa dan kosong yang kini ada dibenaknya.

“Mau gimana lagi, ini mungkin sudah takdir Alloh yang harus kita terima,” katanya.

Sementara pemeritah di daerah hanya sekadar melaksanakan apa yang sudah ditetapkan oleh kebijakan pemerintah pusat.

Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis David Firda mengatakan, cukup sulit berbicara tentang ekonomi ketika pandemi, apalagi pandemi covid-19 menjelang lebaran.

“Ekonomi saat ini memaksa kita harus cepat dan pandai beradaptasi,” ujar David saat diwawancara di Kantor DKUKMP Kabupaten Ciamis Jalan Jenderal Ahmad Yani Nomor 171, Kertasari, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis , Jawa Barat.

Di Ciamis, banyak pelaku usaha yang belum teridentifikasi. Ada Ekonomi yang tercatat dan tidak tercatat, hal tersebut menandakan bahwa sektor ekonomi tetap menjadi hal yang potensial.

“Sekarang makin menjamur jasa ekspedisi. Dulu yang saya tahu cuman tiga, sekarang gabisa dihitung sama jari rasanya,” ucapnya.

Adapun yang merasa termarginalkan oleh covid-19, lanjut David, mau gak mau harus menyesuaikan sesuai dengan era. Ada perpindahan paradigma, usaha yang muncul atau tidak, tidak bisa sepenuhnya digantungkan kepada pemerintah.

“Era ini adalah era global, era pandemi covid-19 mengharuskan kita lebih fleksibel dan bergegas ke arah digital sesuai dengan perkembangan jaman,” tambahnya.

Lebih lanjut David mengatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Ciamis semua menggarap yang berkaitan dengan Ekonomi potensial di Ciamis. Tinggal bagaimana pelaku usaha itu sendiri yang memulai dengan benar dari mulai legalitas dan personal branding yang teridentifikasi.

“Butuh penertiban dari pemerintah untuk bagaimana dan sejauh mana transaksi dari beberapa pelaku usaha di Ciamis. Sebetulnya Ciamis ini cukup seksi apabila sudah teridentifikasi. Setelah itu penguatan personal branding, disitu sebetulnya ekonomi Ciamis sedang bertumbuh,” pungkasnya.