Ribuan Massa Memadati Halaman Masjid MHM

Menurutnya, usulan pemberian nama masjid ini datang dari teman-teman angkatan almarhum Hasanuddin Madjedie.

Hasanuddin Bin Haji Madjedi lahir di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) Desember 1945 – meninggal di Banjarmasin, 10 Februari 1966 pada umur 20 tahun. Ia adalah mahasiswa Unlam (sekarang sebutannya ULM) yang tewas karena ditembak di depan Toko Roti Minseng, Banjarmasin pada tanggal 10 Februari 1966, sewaktu berlangsungnya demonstrasi mahasiswa yang menuntut Tritura atas pemerintahan Orde Lama di bawah Presiden Soekarno. Ia diangkat sebagai Pahlawan Amanat Pembelaan Rakyat (Ampera) dari Banjarmasin dan dimakamkan berdampingan dengan Pangeran Antasari, yaitu di Kompleks Makam Pangeran Antasari di area Kuburan Muslimin, Jalan Mesjid Jami Banjarmasin Utara.

“Banyak usulan yang diajukan saat itu, dari diabadikan sebagai nama jalan, patung, hingga akhirnya disepakati untuk menjadi nama masjid. Awalnya masjid ini hendak dibangun di kompleks Unlam, namun tidak mendapatkan izin, sehingga lokasi sekarang yang dipilih,” tambah Ipansyah.

Bagikan :

Pos terkait