BERITA TERKINIHEADLINEHUKUM & KRIMINALNUSANTARA

Sempat Bungkam, Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Bersuara, Bantah Penganiayaan

×

Sempat Bungkam, Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang Bersuara, Bantah Penganiayaan

Sebarkan artikel ini

* Terkait Adanya Penyiksaan yang Dilakukan Anggota Polsek Batang Kuis dan Polresta Deli Serdang

MATTANEWS.CO, DELI SERDANG – Adanya dugaan penganiayaan yang dilakukan anggota reskrim Polresta Deli Serdang atas Said Hamzah (30), hingga mengalami beberapa luka memar ditubuh, dibantah Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol I Kadek Heri Cahyadi, Sabtu (25/2/2023).

“Tidak ada penganiayaan terhadap Said Hamzah,” jelas Kompol I Kadek Heri Cahyadi, ketika dikonfirmasi Mattanews.co.

Kompol I Kadek Heri Cahyadi menerangkan, anggotanya masih memburu pelaku curanmor lainnya.

“Tudingan pemukulan itu tidak ada.
Untuk pelaku lain saat ini masih dalam pengejaran dan sudah diterbitkan DPO. Mohon doanya agar segera dapat kami tangkap lagi pelaku lainnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Said Hamzah ditangkap anggota polisi saat hendak pergi kerja sebagai kuli bangunan.

“Ketika didepan gang rumahnya, Jalan Makmur, Gang Sejahtera, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Sei Tuan, ada enam polisi menyergap adik saya. Mereka memaksa adik saya ikut, karena dugaan keterlibatan mencuri sepeda motor di Puskesmas Desa Aras Kabu,” papar kakak perempuan Said Hamzah, Pitri Jubaidi alias Pipit (42), ketika dibincangi wartawan usai membuat laporan resmi ke Propam Polda Sumatera Utara, Jum’at (24/2/2023) malam.

Pipit menjelaskan, penyiksaan demi penyiksaan, diduga dilakukan oknum-oknum berseragam coklat susu itu.

“Sejak dibawa anggota Polsek Batang Kuis, adik saya dipukuli sampai puluhan orang, karena disuruh mengaku mencuri sepeda motor di Puskesmas Aras Kabu. Tak henti disitu, dia juga ditendang, dipukul menggunakan tangan, bambu kuning, selang gas, bahkan kaminya dijepit pakai gunting. Nampak jelas beberapa luka ditubuhnya saat kami membesuk membawakan makanan ke sel tahanan Mapolresta Deli Serdang,” ungkap Pipit.

Prilaku tidak manusiawi itu, jelas-jelas menyakitkan hati keluarga Pipit.

“Saya yakin adik saya tidak bersalah. Tapi kenapa polisi berprilaku seperti itu, tidak manusiawi, menyiksa adik kami. Kurang-kurang memaksa adik kami, mengakui pencurian dengan memvideokan. Memang pencurian sepeda motor di Puskesmas itu sempat viral di medsos. Diduga kuat rekaman CCTV yang terekam sama dengan postur tubuh adik saya, jadi mengarah langsung ke adik saya. Terkesan memaksakan, sejak Kamis (16/2/2023) pagi ditangkap, penyidik langsung mengeluarkan surat penangkapan dan penahanan kepada kami pada Minggu (19/2/2023),” ungkapnya.

Pipit berharap, keadilan dapat ditegakkan.

“Kami sangat berharap agar polisi dapat berkerja profesional. Jangan melakukan penyiksaan ataupun memaksakan orang untuk mengakui apa yang tidak dia lakukan,” pungkasnya.