MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) secara resmi menempatkan diri sebagai pusat pengembangan olahraga Savate paling progresif di Indonesia. Langkah besar ini ditandai dengan suksesnya penyelenggaraan 1st Savate Sumatera Selatan Championship 2025, Kejuaraan Daerah (Kejurda) perdana yang ditutup pada Ahad (7/12/2025) di GMMA Palembang.
Kejurda ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan tonggak sejarah dalam pembinaan. Dalam dua hari penyelenggaraan, Federasi Savate Sumsel berhasil mencetak 62 wasit provinsi berlisensi kelas C dan B.
Pencapaian ini memastikan Sumsel kini mampu menyelenggarakan pertandingan resmi secara mandiri tanpa harus mendatangkan perangkat pertandingan dari luar daerah.
“Tahap awal ini sangat menentukan. Kini Sumsel sudah bisa menggelar pertandingan resmi tanpa perlu mendatangkan wasit dari luar. Ini adalah tonggak sejarah bagi Savate di Sumatera Selatan,” tegas Ketua Umum Federasi Savate Sumatera Selatan, Dr. Amiruddin Sandy, S.STP., M.Si.
Meskipun olahraga tarung asal Prancis ini relatif baru, Mr. Amiruddin menyatakan optimisme tinggi terhadap kualitas atlet lokal. Banyak peserta datang dari latar belakang bela diri lain seperti MMA, Silat, Karate, dan Taekwondo, yang menunjukkan adaptasi teknik Savate yang berlangsung cepat. “Atlet kita sudah punya level nasional. Tinggal sedikit pemolesan,” ujarnya.
Federasi kini langsung mengarahkan pandangan ke kompetisi yang lebih tinggi. Pertama Kejuaraan Savate di Uluwatu, Bali pada 26 Desember 2025, dengan kontingen yang diisi oleh atlet-atlet terbaik dari Kejurda ini. Kemudian Kejuaraan Asia di Nepal pada Mei 2026, yang akan didahului dengan program training camp bersama provinsi lain di Bandung.
Kejurda perdana ini juga menjadi sarana edukasi bagi publik Sumsel dengan memperkenalkan empat kelas utama Savate: Assault: Kontak ringan berbasis poin.Pre-Combat: Kontak setengah keras dengan penggunaan head guard.Combat: Pertarungan kontak penuh tanpa head guard. Cane Combat: Pertarungan tongkat yang mengadopsi gaya anggar modern.
Antusiasme klub semakin meningkat. Saat ini terdapat lima klub aktif di Palembang, termasuk GMMA Warrior, Harimau Dempo, Harukaza, PSC, serta satu klub baru yang resmi bergabung selama Kejurda. GMMA bahkan berkomitmen membuka kelas latihan Savate secara rutin.
Federasi memberikan kebebasan pengelolaan pada klub, namun siap mengambil alih koordinasi langsung dengan KONI dan membawa atlet ke kejuaraan level resmi jika dinilai sudah layak tanding.
Dengan wasit yang tersertifikasi, basis klub yang bertambah, serta target internasional yang ambisius, Sumatera Selatan kini berada di jalur yang tepat untuk menjadi lokomotif dan kekuatan baru Savate di Indonesia.














