Tantangan Tenaga Medis di Kabupaten OKI Sterilkan Covid-19 Tanpa APD Lengkap

Reporter : Rachmat Sutjipto

OGAN KOMERING ILIR, Mattanews.co Dengan Alat Perlindungan Diri (APD) yang terbilang jauh dari aman dari terpapar virus Covid-19, sejumlah petugas Puskesmas Celikah tetap telaten memeriksa pengguna jalan.

Para pengguna jalan tersebut melintas di Perempatan Exit Tol Celikah Kayuagung, yang kemungkinan terpapar Covid-19.

Sayangnya, upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 tidak dibarengi dengan perlindungan keselamatan petugas kesehatan.

Perlindungan diri yang dikenakan petugas kesehatan lebih mirip jas hujan, ketimbang baju pelindung anti virus.

Meski dikatakan relatif lengkap, selain mengenakan baju pelindung kualitas sekian, petugas kesehatan juga dilengkapi kacamat pelindung beserta masker.

Baru dirasakan kurang memenuhi perlengkapan standar disaat semua petugas tanpa mengenakan sepatu boot sesuai standar yang telah ditetapkan.

Keprihatinan tersebut diungkapkan Ketua Lembaga Pemantau Kebijakan Publik (LPKP) Kabupaten OKI Harry Putra.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, sebagai garda terdepan sudah seharusnya petugas memperoleh perlindungan maksimal. Dengan kondisi ini, bukan tidak mungkin justru mereka yang terpapar virus.

“Kelalaian seperti ini tidak harus terjadi jika kepedulian upaya menekan penyebaran virus Covid-19 terbangun dengan baik. Kepedulian tersebut semestinya dimulai dari petugas dulu,” jelasnya, Kamis (26/3/2020).

Posko Satgas Covid-19 ini sendiri beroperasi 24 jam dibagi 3 Shift. Dalam setiap shift, petugas dari puskesmas diturunkan bertugas bersama unsur Satuan Pol-PP dan Babinsa Koramil Kayuagung.

Satu persatu penumpang yang sebelumnya diarahkan dipersilahkan turun dari kendaraan untuk diperiksa suhu tubuh.

Selain itu, kampanye cuci tangan
menggunakan sabun danmenggunakann Hand Sanitizer pun, tak luput juga dilakukan tim yang terdiri dari empat tenaga kesehatan ini.

“Dibantu empat rekan lainnya, kami memeriksa suhu tubuh penumpang yang melintas. Sejauh ini, dari operasional selama 1 jam, diperoleh 25 orang yang terdata statusnya orang tanpa gejala (OTG),” jelas salah satu petugas kesehatan.

Upaya Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 Kabupaten Ogan Komering Ilir mewujudkan Zero Virus Covid-19, dinilai akan semakin berat tanpa perencanaan yang matang.

Harry Putra mengkritisi keberadaan pos pemeriksaan yang dinilainya kontra produktif.

Pilihan Pembaca :  Tingginya Keterlibatan Warga di TMMD Tambakselo

Ia menilai, mencegah masuknya penyebaran virus dari pendatang luar kota Kayuagung harusnya ditempatkan disejumlah titik pemberhentian atau transit.

Seperti di SPBU Kota Kayuagung serta kawasan Pasar Shopping Kayuagung,

“Kalau diperempatan exit tol seperti sekarang ini, umumnya setelah keluar dari tol Terpeka. Pengendara hanya lewat untuk melanjutkan perjalanan. Nyaris tidak ditemui melintasi masuk kota,” ucapnya.

Bedasarkan data Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 Kabupaten OKI Kamis (26/3/2020), terdapat 16 Orang Dalam Pengawasan (ODP).

Dari jumlah tersebut 16 dinyatakan positif, dimana 12 ODP telah dirujuk RSUD Kayu Agung. Sementara 4 ODP lainnya melakukan isolasi mandiri.

Untuk data PDP sebanyak 1 orang, namun hingga kini belum ada warga Kabupaten OKI Sumsel yang suspect atau pun positif Corona Covid-19.

Wakil Ketua Gugus Tugas sekaligus Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Iwan Setiawan tidak menampik kekurangan APD bagi petugas kesehatan yang ditempatkan di pos pemantauan tersebut.

Sehingga jas hujan dijadikan alternatif sebagai pengganti baju pelindung anti virus.

“Secara prinsip, meski tidak mendekati sempurna, penggunaan barang seperti jas hujan sebagai pengganti baju pelindung anti virus sudah pas. Yang terpenting petugas dapat terlindungi,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, hal itu bukanlah keinginan pihaknya untuk tidak memenuhi pemenuhan kebutuhan tersebut.

Namun kekosongan ketersediaan pasokan barang di pasaran, memaksa pihaknya menggunakan persamaan dengan memegang prinsip kesamaan fungsi dari barang sesungguhnya.

“Sebetulnya kami pun tak menginginkan kondisi ini. Sejak 5 hari lalu kita sudah pesan. Akan tetapi karena stok barang distributor kosong, sementara keselamatan petugas harus jadi prioritas. Mudah-mudahan tiga hari kedepan, kita pesanan sudah kita terima,” ujarnya.

Terkait penempatan posko ini sendiri, ia menjelaskan, serangkaian evaluasi terus dilakukan Gugus Tugas.

Diakuinya, beberapa masukan akan menjadi pertimbangan tersendiri untuk dilakukan penyempurnaan.

Ia mengatakan, pemindahan posko bukan tidak mungkin dilakukan selama itu memang berguna bagi pencegahan wabah virus.

“Kami mengharapkan bantuan dari masyarakat, terutama awak media dan kawan-kawan yang sering memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan narasi supaya menguatkan persatuan dan kesatuan, bahwa musuh kita adalah virus yang tidak kelihatan tapi dampaknya kelihatan,” ujarnya.

Editor : Nefri

Pos terkait