MATTANEWS.CO, JAWA BARAT – Heboh sebuah rekaman video yang memperlihatkan terjadinya kerumunan orang pada konser musik yang diduga dihadiri ‘artis pendatang baru Tri Suaka dan Nabila Maharani’ di Taman Anggur Kukulu, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (30/1/2022) lalu.
Menanggapi kejadian tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut, bahwa konser yang digelar di Subang itu jelas melanggar peraturan protokol kesehatan.
Kang Emil (sapaan akrab Ridwan Kamil) mengaku sudah menginstruksikan kepada Bupati Subang untuk menindak tegas penyelenggara konser (tersebut).
“Saya sudah koordinasi (dengan) Bupati Subang untuk melakukan tindakan tegas. Jadi, penindakan sudah dari Bupati, tidak harus berlapis dari Provinsi,” ucap Emil kepada wartawan di Kodam III Siliwangi, Kota Bandung, Rabu, (2/2/2022).
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, sebelum konser di Subang digelar, pihak panitia sempat mengajukan izin dengan embel-embel silaturahmi.
Namun karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, kata Ibrahim, maka polisi tidak mengeluarkan izin untuk kegiatan tersebut.
“Jadi mereka mengajukan izin dalam bentuk silaturahmi, tetapi izin tidak kami keluarkan karena memang pertimbangannya masa pandemi (Covid-19),” kata Ibrahim di Mapolda Jabar, Rabu, 2 Februari 2022.
Ibrahim melanjutkan, pihak panitia tetap nekat untuk menggelar kegiatan tersebut meski tanpa izin. Alhasil penonton membludak berdatangan ke acara dan polisi memantau acara.
“Poles Subang juga sudah bergerak untuk memperingatkan panitia dan melakukan penghentian kegiatan,” ujarnya.
Ibrahim menyayangkan atas panitia yang seolah-olah mengelabui polisi dengan tetap melanjutkan untuk menggelar konser di Subang, terlebih kini angka kasus harian Covid-19 sedang meningkat.
Dengan kerumunan yang ditimbulkan, Ibrahim menilai, hal tersebut dapat berpotensi menjadi episentrum penyebaran Covid-19.
“Itu dia, jadi mereka mengatakan ini kegiatan biasa saja, tetapi tidak ada gambaran yang diberikan kepada Polres. Polres juga menganggap ini kegiatan rutinitas tempat wisata saja. Dan biasanya tempat wisata itu tidak pernah seramai itu,” jelasnya.
“Memang kami menyayangkan kerumunan itu, karena kami tahu sekarang masih masa pandemi. Jadi kami prihatin, kerumunan ini sangat rentan untuk menjadi episentrum penyebaran Covid-19,” tandasnya.(*)