Oleh : Aktivis Pemuda/Sosial dan Pemerhati Politik Sumsel, Andrei Utama,S.IP,
PALEMBANG, Mattanews.co – Tanggal 17 april 2019 mendatang masyarakat Indonesia akan menghadapi Pemilihan umum (Pemilu) untuk memilih Presiden, DPD, DPR RI-DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota. Pemilu yang disebut juga “Pemilu Lima Kotak”, ini merujuk pada jumlah kotak yang harus diisi pemilih dengan surat suara yang sesuai.
Pemilu tersebut adalah merupakan wujud demokrasi untuk memilih langsung pemimpin, Legislatif, Senator. Sebagai warga, harus berperan serta dalam menentukan pilihannya. Untuk itu, jadilah pemilih yang cerdas dalam Pemilu nanti.
Menurut Aktivis Pemuda/Sosial Sumsel Andrei Utama,S.IP, ada beberapa tips menjadi pemilih yang baik atau cerdas di Pemilu. Mari simak agar Anda menjadi penentu masa depan yang baik.
1. Gunakanlah hak pilih Anda. Satu suara dari anda akan berguna bagi calon yang baik. Banyak kasus di beberapa daerah di mana selisih suaranya hanya sedikit sekali. Jika anda apatis maka justru orang yang tidak baik yang akan menjadi Pemimpin dan Wakil kita di Parlemen, merugikan anda bahkan bangsa ini pada umumnya.
2. Cermatilah visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan oleh para Capres/Cawapres, Caleg dan Calon Anggota DPD. Calon yang baik biasanya tahu persis permasalahan masyarakat dan daerah yang akan dipimpinnya dan diwakilkan sehingga menawarkan program yang realistis.
3. Ciri lain calon yang baik biasanya dalam kampanye lebih banyak mendengarkan keluhan dari rakyat dan bukannya bicara sendiri bahkan mengobral janji janji politik dan membeli suara anda yang datang 5 tahun sekali karena butuh suara dan dukungan.
4. Selidikilah pula moral dan etika para calon. Apakah dia misalnya pernah tersangkut masalah hukum seperti korupsi, tidak pernah turun ke masyarakat, tidak tahu permasalahan di Daerah pemilihannya, khususnya oknum calon incumbent yang pernah jadi yang masih duduk masa periode ini dan tidak pernah menyerap aspirasi secara mendengar keluhan masyarakat dan janji selama kampanye tidak pernah terwujud.
5.Lihat latar belakangnya baik dalam pergaulan sosialnya, keluarganya dan khususnya yang pernah terpilih selama jadi sulit untuk ditemui sebagai wakil kita atau tidak.
6.Cermatilah hal-hal teknis dalam Pemilu. Contohnya, cara mencoblos yang benar, sehingga kita tidak salah dalam memilih atau dianggap tidak sah dikarenakan kesalahan kita dalam mencoblos.
7. Lihat berdasarakan intergritas (intelektual, sosial, moral), program, track record, visioner, pendidikan, wawasan. Itu penting karena pemilih cerdas artinya pemilih yang objektif dan rasional dalam menentukan pilihan berdasarkan penilaian sendiri atas dirinya menilai dengan sikap tanpa dorongan uang, keluarga, suku dan lainnya.
Pemilu (Pilpres, Pileg dan Pilkada) adalah hajatan demokrasi yang melibatkan warga negara wajib pilih. Pesta demokrasi 5 tahunan ini tentunya juga menjadi ajang bagi masyarakat untuk menentukan pilihan politiknya kepada kontestan yang bertarung. Didalamnya tentu masyarakat memiliki suatu harapan besar bagaimana melahirkan seorang pemimpin yang amanah, anti korupsi, berpihak pada kaum marginal, dapat meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan dapat meningkatkan pelayanan publik.
Mewujudkan harapan masyarakat untuk suatu perubahan bukanlah sesuatu yang mudah, diperlukan pemimpin yang berkualitas, yang diharapkan mampu menggerakan potensi dari masyarakat dan potensi daerah untuk dipergunakan bagi kepentingan publik.
Partisipasi masyarakat dengan menggunakan hak pilih saat pemilihan umum merupakan bentuk dukungan dalam mewujudkan mimpi akan hadirnya pemimpin yang berkualitas dan berintegritas. Pemilihan umum seharusnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi hak kita sebagai seorang warga negara yang baik. Tetapi dapat dijadikan momentum politik bagi masyarakat untuk “mengadili” para politisi yang telah mengisi suprastruktur politik Indonesia. Dengan dimintai pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diberikan publik. Serta untuk melahirkan kepemimpinan yang berpihak kepada rakyat, memiliki integritas dan mampu untuk menjalankan amanah konstitusi.
Indonesia telah memilih sistem demokrasi langsung, yaitu menghasilkan pemimpin dari pemilihan yang langsung dan demokratis. Mekanisme demokrasi yang demikian seharusnya menjadikan pemilih/konstituen sebagai pemegang kedaulatan demokrasi dan instrumen penting dalam menjalankan dan mengawal pemerintahan.
Dalam ilmu politik, perilaku memilih (Voting Behavior) menjadi salah kajian dari para ahli politik. Beberapa kategori/tipikal pemilih Indonesia.
Pertama, memilih karena berdasarkan kesamaan golongan, suku, agama atau status sosial.
Kedua, memilih berdasarkan kesamaan ideologi, visi dan pandangan serta pada afiliasi partai politik. Kontestan yang didukung partai politik pilihannya, kepada dialah pilihan dijatuhkan.kata andrei yang sering di panggil rei.
Maju atau tidaknya suatu daerah dan bangsa sangat tergantung pada pemimpinnya dan yang mewakili kita di parlemen oleh karena itu jadilah pemilih yang cerdas untuk bisa menghasilkan pemimpin dan calon wakil kita yang berkualitas agar bisa mengelola daerah dan bangsa dengan profesional dan berintegritas.
Pertanyaannya, bagaimana atau bisakah menjadi pemilih yang cerdas ?
Mari bersama kita menjadi pemilih yang cerdas sehingga menghasilkan Pemilu dan pemimpin dan wakil kita yang berkualitas, untuk mewujudkan demokrasi yang lebih baik kedepan.
Editor : Anang