MATTANEWS.CO, TULUNGAGUNG – Penjabat (Pj) Bupati Tulungagung, Dr. Ir. Heru Suseno, M.T., mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil Pengukuran Indeks Kerawanan dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Tulungagung termasuk dalam 12 kabupaten/kota di Jawa Timur yang memiliki tingkat kerawanan pelanggaran yang tinggi.
Heru menekankan pentingnya koordinasi dan sinergi dari semua pihak dalam melakukan koordinasi, sosialisasi, serta pemetaan daerah rawan pelanggaran guna mengantisipasi potensi kerawanan yang dapat menghambat pelaksanaan Pemilu 2024 di Tulungagung.
“Kekuatan sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan terkait sangat penting untuk mengantisipasi potensi kerawanan yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024 di Kabupaten Tulungagung,” ujar Heru saat Penguatan Sinergitas untuk Pemilu 2024 yang aman dan damai di Hall Barata, Rabu (29/11/2023).
Heru menjelaskan bahwa tahun 2024 menjadi momen penting dalam politik karena akan menyelenggarakan pesta demokrasi terbesar secara serentak, seperti pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD, dan dilanjutkan dengan Pilkada di tahun yang sama.
“Ini bukan pekerjaan yang mudah. Oleh karena itu, pada momen tahun politik ini, mari kita ciptakan sejarah baru dengan menjadikan Pemilu tahun 2024 sebagai tahapan penting dalam perkembangan demokrasi yang matang serta cerminan dari peradaban bangsa yang mulia dan beradab,” tambahnya.
Lebih lanjut, Heru menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung untuk mendukung kesuksesan Pemilu 2024 dengan memberikan dukungan pendanaan sesuai tahapan yang telah ditetapkan, termasuk hibah kepada KPU dan Bawaslu serta bantuan keamanan dan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan pendidikan politik masyarakat.
Kesuksesan Pemilu 2024, lanjut Heru, menjadi tolok ukur penting dalam menilai kematangan demokrasi. Oleh karena itu, ia berharap agar semua elemen dapat bekerja sama dalam mencapai kesuksesan Pemilu 2024 di Tulungagung.
“Jangan sampai ada konflik politik yang dapat berdampak luas,” tegasnya.
“Kami juga ingin menekankan bahwa terdapat 3 indikator keberhasilan dalam Pemilu, yaitu partisipasi pemilih yang tinggi, ketiadaan konflik yang merusak persatuan, serta pemerintahan/pelayanan masyarakat yang tidak terganggu,” tambahnya.
Menurut Heru, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Tulungagung saat ini mencapai 858.803 orang pemilih, dengan kategorinya, Pre-boomer sebesar 2,9%, Baby-boomer sebesar 18,2%, Generasi X atau Gen-X sebesar 31,1%, Generasi Milenial sebesar 28,5%, dan Generasi Z atau Gen-Z sebesar 19,3%.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Heru menyoroti peran penting lainnya dalam mengantisipasi potensi kerawanan yang dapat mengganggu jalannya Pemilu 2024 di Tulungagung.
Peran penting ini terletak pada jajaran Pemerintah Kecamatan, Kelurahan, Desa, yang merupakan ujung tombak keberhasilan Pemilu. Oleh karena itu, beliau mengharapkan komitmen dan dukungan dari pemangku kepentingan tersebut sebelum maupun setelah Pemilu 2024.
“Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Untuk memastikan netralitas ini terjaga, pemerintah telah menerbitkan Surat Keputusan Bersama tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Netralitas Pegawai ASN dalam penyelenggara,” terangnya.