“Beli bahannya susah. Katanya stok lagi kosong. Jadi tidak bisa dilakukan sekaligus. Penyemprotan disinfektan, selain difokuskan di jalan umum, masjid serta balai desa,” terangnya.
Desa dengan berpenduduk 6.471 jiwa berdasarkan data BPS tahun 2019 ini jug, menerapkan pemantauan ketat terhadap warganya yang pulang dari merantau di Jakarta dan kota-kota lain.
Kahar mengatakan, para perantau rentan menjadi perantara penyebaran virus. Namun, pihaknya sudah punya prosedur penanganan jika sejumlah perantau itu sudah telanjur pulang ke Sungai Ceper.
“Warga yang pulang dari perantauan dicatat sebagai orang dengan risiko dan wajib memeriksakan kesehatannya. Mereka harus ikut aturan. Selanjutnya, dengan pengawasan tim kesehatan desa, mereka diwajibkan isolasi mandiri selama 14 hari,” katanya.
Editor : Nefri