POLITIK

Ustad Amak Shahab Himbau Agar Masyarakat Jalankan Pemilu Damai dan Sesuai Hati Nurani Tanpa Interpensi

×

Ustad Amak Shahab Himbau Agar Masyarakat Jalankan Pemilu Damai dan Sesuai Hati Nurani Tanpa Interpensi

Sebarkan artikel ini

Reporter : Adi

PALEMBANG, Mattanews.co – Jelang pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) yang jatuh pada tanggal 17 April 2019 mendatang, tokoh Agama Ustad Amak Shahab menghimbau agar warga masyarakat seluruh Sumsel tetap menjaga kondusifitas dan memilih para jagoannya masing masing sesuai hati nurani serta berharap jangan ada interpensi dari pihak terkait lainnya, Kamis (04/04/2019).

Dikatakan Ustad Amak Shahab, demi menjaga marwah daripada negara Indonesia, ada baiknya masing pihak jangan menginterpensi masyarakat terhadap pilihannya. Ia mencontohkan misalkan oknum ASN, jangan ada interpensi akan dipecat, atau misalkan yang ber Agama Islam jangan juga diinterpensi melanggar Agama.” Kedua calon Presiden (Capres) yang ada saat ini merupakan putra terbaik bangsa, perjalanan demokrasi dan pesta lima tahunan selama ini telah berjalan dengan baik, jadi jangan dirusak apalagi merubahnya menjadi hal yang tidak baik,” jelas dia, Rabu (03/04/2019) malam.

Dirinya juga mengungkapkan jika negara Indonesia ini Merdeka bukan dari hasil hadiah, namun merupakan perjuangan para leluhur yang rela kehilangan nyawanya, dan masyarakat kini tinggal menikmati serta menjaganya saja tidak ikut berperang memperebutkan kemerdekaan tersebut.” Sekarang kita Indonesia punya 6 Agama yang semuanya akur, memiliki suku ribuan juga akur, berbagai macam bahasa dan etnis bersatu semuanya tanpa ada masalah. Janganlah menjadi pemecah belah disini, sudah tidak berkorban mau menghancurkan. Kerukunan dan kedamaian sudah sejak dulu adanya, kita tinggal menjaganya saja,” tegas dia.

“Jangan ada kerusuhan, keributan, calon dua orang ini merupakan terbaik, jangan saling hina, saling fitnah, gibah dan membenci. Pilihan boleh beda hati tetap sejuk, terjaga dan damai saja. Jangan juga Golput, orang sakit saja bisa memilih, dalam penjara, diluar negeri saja memilih. Satu hal lagi, jangan percaya hoax dan isu yang menyebar karena keinginan orang orang yang melakukan hal tersebut dapat menghancurkan negara ini. Hoak itu hukumnya haram, nabi Adam adalah korban hoax pertama, siapa pembuat hoax yakni iblis. Dengan menyuruh memakan buah holdi yang katanya hidup abadi nyatanya hoax, justru Nabi Adam mendapatkan hukuman dari Allah SWT. Kita nilai saja sekarang mau menjadi orang yang termakan korban hoax atau menjadi penyebar hoax, yang mana keduanya tersebut dilarang,” tambah Amak Shahab.

Dirinya juga menegaskan jika mestinya rakyat Indonesia saat ini harus bangga, dimana ada acara Agama Maulid Nabi dan Isra Miraj yang diperbolehkan dilaksanakan dari kalangan bawah seperti RT, Kepala daerah hingga di Istana Negara.” Diluar negeri sana Maulid Nabi atau Isra Miraj diadakan satu tempat, satu kali saja, bersyukurlah kita di Indonesia ini bisa menikmati acara Agama yang besar besaran, mana ada di negara lain silahkan dicari,” bebernya.

Dirinya yang merupakan generasi ke 8 dari keluarganya mengapresiasi apa yang terjadi di negara Indonesia sekarang, dimana tiap ada acara keagamaan dan agama apapun malah difasilitasi oleh pihak pemerintah seperti mengenai keamanan lokasi diterjunkan TNI dan Polri. ” Nah, bahkan personil TNI dan Polri itu turut serta dalam acara tersebut yang jumlahnya tidak sedikit mencapai ratusan personil,” terang dia.

Mengenai bidang lain, sambungnya, pembangunan misalnya, ia menuturkan jika rasanya semua masyarakat bisa menilainya sendiri dibandingkan zaman dahulu.” Nilailah sendiri, dulu elektronik saja susah, zaman sekarang begitu mudahnya, artinya kemajuan memang terasa dan pesat. Dulu bahkan saking susahnya pernah kejadian warga makan ubi yang beracun di daerah Gandus Palembang, sekarang senantiasa tidak pernah ada. Intinya kemajuan sangat luar biasa, namun akhlak pengennya balik lagi seperti dahulu, kini sangat berbeda, dulu ketika melihat orang tua, para remaja yang merokok saja tidak berani meskipun bukan orang tua kandung. Tapi dibandingkan dengan negara lain, Indonesia masih terbaiklah untuk kesopanan atau akhlak,” jelas dia.

“Intinya kita jaga dan meningkatkan akhlak agar lebih baik lagi, sehingga nenek moyang kita terdahulu bangga dan senang dengan yang mereka tinggalkan seperti budaya sopan santun sesama manusia,” tutupnya.

Editor : Anang