[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]
MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Managemant RS Siloam Sriwijaya Sumsel, menyayangkan sikap arogan keluarga pasien berinisial JS yang menganiaya perawat di dalam ruang Ruangan IPD 6 Kamar 6026 RS Siloam, hingga luka memar dibagian pipi kiri, memar dibibir dan perut, Kamis (15/4/2021) pukul 13.40 WIB. Hal ini diungkapkan Direktur Keperawatan, Tata saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (16/4/2021).
“Kejadian penganiayaan ini semestinya tidak perlu terjadi. Kami, managemen RS Siloam sangat menyesali perbuatan pelaku, karena kami sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang dirawat,” ungkap Tata.
Diungkapkan Direktur Keperawatan RS Siloam Sriwijaya Sumsel, awalnya sekitar pukul 11.00 WIB, anak pelaku di rawat dilokasi. Karena sudah diperbolehkan pulang, korban mencabut selang infus.
“Dikarenakan pasien (anak pelaku-red) masih berumur dua tahun, sedang aktif-aktifnya, kita berhati-hati untuk mencabut selang infus. Tapi Ibu pasien mengendong pasien hingga tangan pasien mengeluarkan darah. Melihat itu, perawat kami langsung menganti plester yang berdarah, sembari menghentikan darah ditangan pasien. Saat kejadian pelaku tidak berada dilokasi,” jelasnya.
Ditambahkan Tata, sekitar pukul 14.00 WIB pelaku datang dan memanggil perawat.
“Kemungkinan isterinya yang menceritakan kejadian tersebut, sehingga pelaku yang baru datang dari kayuagung memanggil perawat ke ruangannya. Ketika menemui pelaku, kami datang bertiga. Memang dia menyuruh yang tidak berkepentingan di suruh keluar, namun kami menolak karena kami yang bertanggung jawab, baik terhadap pasien dan perawat. Pelaku melontarkan pertanyaan, belum sempat dijawab dia langsung menampar wajah perawat kami. Tidak hanya itu, dia juga memaksa perawat kami bersujud meminta maaf, disaat itu juga dia menendang perut perawat kami. Melihat kejadian tersebut kami sempat menghalangi dan melerai, namun pelaku justru menarik rambut korban. Hingga petugas keamanan RS pun berdatangan dan mengamankan korban karena terluka dan memar,” papar Tata.
Tata menambahkan, pelaku sempat mengatakan dirinya sebagai polisi.
“Kebetulan dalam kamar yang sama itu berada anggota polisi. Dia mencoba memperingatkan pelaku yang juga mengaku sebagai anggota polisi, untuk tidak main hakim sendiri,” bebernya.