MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Laboratorium Patologi Anatomik DyatNitalis melaksanakan kegiatan perayaan Ulang Tahun ke 7. Pelaksanaan berlangsung meriah yang dilaksanakan di Kolam Datuk Jalan Sukasari Talang Kelapa Palembang.
Laboratorium Patologi Anatomim DyatNitalis ini adalah salah satu jenis laboraorium khusus medis yang memeriksa sampel hasil operasi atau apa yang dikeluarkan dari tubuh untuk diperiksa dan didiagnosa penyakitnya. Ini laboratorium patalogi anatominya.
“Jadi yang dikeluarkan dari tubuh oleh dokter bedah dalam bentuk tumor atau daging yang tidak normal ditubuh yang dikeluarkan dari hasil operasi, bisa bentuk jaringan atau cairan tubuh misal cairan paru paru, kencing, urine itu diperiksa di sini ada kelainan atau tidak. Hasil labarotariumnya keluar 3-5 hari,” kata Kepala Laboratorium Patologi Anatomim DyatNitalis, dr Wresnidaytsih M.Kes.,SpPA (K), Minggu (30/1/2022).
Wresnidaytsih menjelaskan, jadi beda lama pemeriksaan laboratorium patologi anatomik dengan laboratorium darah. Kalau pengecekan labotorium darah itu satu hari langsung keluar hasilnya.
“Kalau kami mengecek bentuk tumor atau jaringan atau cairan. Kadang itu perlu waktu 3-5 hari baru keluar hasilnya, tapi bisa lebih lama kalau sulit atau butuh pemeriksaan lebih lanjut itu bisa sampai 10 hari baru tau hasilnya. Setelah itu hasilnya kami kembalikan lagi ke dokter bedah. Kemudian mereka mengobatinya dengan dasar hasil pemeriksaan dari kami, “jelas dirinya.
Lebih lanjut dia menuturkan, dalam peringatan HUT Laboratorium Patologi Anatomik DyatNitalis pihaknya konsisten fokus ke penyuluhan kanker. Untuk menyadarkan masyarakat supaya menjaga kesehatannya agar terhindar dari tumor dan kanker.
“Kalau sebelumnya kita menggelar penyuluhan, seminar online. Tapi sekarang kita melaksanakan podcast agar anak muda sadar atau paham tentang kanker,” paparnya.
Sementara itu, dr Nita Hertati SpPA menuturkan, dalam satu tahun Laboratorium Patologi Anatomik DyatNitalis bisa memeriksa sekitar 5000 pasien khusus jaringan patologi, yang berasal dari berbagai daerah di Sumsel. Ada yang dari rumah sakit Palembang, ada juga dari rumah sakit daerah.
“Untuk tarifnya masih terjangkau. Bahkan kita sudah bekerjasama dengan BPJS, jika pasien sudah mendapat rujukan,” ucapnya.
“Untuk umur yang menderita penyakit tumor itu bervariasi. Mulai dari anak anak sampai lansia. Yang paling banyak diperiksa di sini kanker payudara, serviks dan paru paru untuk perempuan, sedangkan laki laki paling banyak menderita kanker prostat dan paru paru,” paparnya.
Sementara itu, dr Listinawati SpPA menambahkan, saat awal covid-19 memang terjadi penurunan pasien. Karena rumah sakit juga terdampak penurunan pasien.
“Karena awal covid masyarakat takut ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan. Tapi seiring mulai berkurangnya kasus covid-19 sudah mulai kembali banyak yang ke faskes dan laboratorium,” bebernya.
Listinawati menghimbau kepada masyarakat, jika ada keluhan bejolan cepat diperiksa ka faskes. Jangan ke orang pintar atau dukun.
“Masyarakat takut langsung berobat ke dokter, takut ketika berobat langsung dioperasi. Padahal tidak semua tumor langsung dioperasi, karena jika cepat diperiksa maka semakin cepat penanganan pengobatannya. Seperti kanker serviks, jika cepat diperiksa maka angka kesembuhan bisa semakin tinggi. Bahkan bisa sembuh total. Jika lambat ditangani, maka penanganannya semakin lama dan biayanya semakin besar. Masyarakat memang perlu edukasi, jangan sampai ke dokter ketika sudah parah atau stadium IV, ” terangnya. (*)