MATTANEWS.CO, PURWAKARTA – Beberapa warga Kampung Tegalnangklak, Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhuhur, Kabupaten Purwakarta yang melakukan aksi blokade di lokasi Proyek Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) serta menangis histeris saat diminta untuk membubarkan diri sementara dan tidak melanjutkan aksinya.
Euis (71) warga RT 21 RW 08 salah satu anak dari warga yang terdampak mengatakan kami menangis karena sedih, sudah beberapa tahun ini Hak kami belum juga diterima.
“Kami menagih janji perusahan yang akan membangun kembali rumah warga yang terdampak, sejauh ini belum ada realisasi. Hanya janji-janji saja yang kami terima sampai saat ini,” ucapnya, Senin (10/10/2022).
Kata dia, selama ini warga terdampak tinggal mengontrak. Meski kontrakan tersebut dibayar oleh perusahaan, kami merasa jenuh dan bosan tinggal di tempat yang sempit. Dan kami ingin segera kembali ke rumah kami.
“Satu bulan di beri Rp. 2 juta untuk biaya mengontrak, tapi masa harus ngontrak terus. Ayah, dan nenek saya kasihan karena terlalu banyak pikiran tentang permasalahan ini, akhirnya jatuh sakit dan meninggal. Nah, sekarang saya hanya memiliki ibu saja dan saat ini pun kondisinya sedang sakit,” ujar Euis.
Lanjut Euis, pihaknya memohon kepada Ambu Anne Ratna Mustika Bupati Kabupaten Purwakarta , dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) untuk segera menolong warga masyarakat mendapatkan haknya kembali.
“Tolong kami pak, kami sudah tiga tahun ini menderita,” pungkasnya.
