MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Gedung Kesenian Palembang menjadi saksi kekhusyukan dalam rangkaian peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam. Dalam kesederhanaannya, acara tersebut menghadirkan kedalaman makna bagi perjuangan Republik Indonesia.
Vebri Al Lintani, Ketua Panitia, menggambarkan acara tersebut sebagai sebuah jendela untuk merenungkan jasa-jasa pahlawan.
“Puisi menjadi sarana tak hanya merangkai kata, tetapi juga menghidupkan perasaan, untuk mengambil hikmah bagi masa kini dan masa depan,” katanya.
Di sisi lain, Rita Purnama Sari, Kepala Sekolah SDN 189 Palembang, meski dalam tahap pembelajaran membaca puisi, ia berharap memberikan kontribusi berarti dalam rangkaian kegiatan ini.
“Saya hanya hapal 1 puisi berjudul “Aku”, karya Chairul Anwar , mudah-mudahan tidak mengecewakan,” ujarnya rendah hati.
Acara tak hanya diisi dengan pembacaan puisi, namun juga menggelar diskusi buku “Sejarah Palembang dalam Pantun” karya Fir Azwar pada Rabu 3 Januari, lomba lagu kebangsaan, serta acara zikir dan renungan suci di 5 Januari mendatang.
Berbagai tokoh seperti ZA. Narasinga, Latifah Ratnawati, Vebri Al Lintani, dan masih banyak lagi, turut berpartisipasi dalam membacakan puisi, memberikan warna yang beragam pada peringatan ini. Dari guru hingga tokoh masyarakat, semuanya menyatu dalam mengenang sejarah yang tak terlupakan.
Acara yang sederhana namun sarat makna ini, dengan beragam partisipan dari berbagai latar belakang, menegaskan betapa peringatan sejarah bisa menjadi pengalaman bersama yang mempersatukan dalam menghormati perjuangan masa lalu.