Reporter : Poppy Setiawan
JAKARTA, Matranews.co– Masih ada yang belum mengetahui perbedaan rapid test dan swab test. Padahal, meski sama-sama mengidentifikasi penularan virus Corona, kedua test ini berbeda. Dari mulai pengambilan sampel, cara kerja, dan waktu mendapatkan hasil, terdapat kelebihan atau kekurangan masing-masing.
Selama ini, untuk mendeteksi seseorang terjangkit virus corona (Covid-19) menggunakan dua model tes. Yakni rapid test dan swab test. Keduanya memiliki perbedaan.
Di Indonesia sendiri, rapid test mulai dilakukan sejak 20 Maret 2020. Pemeriksaan rapid test corona pun sudah dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia
Rapid Test
Parameter uji: Imunoglobin dalam darah
Keluar hasil: Hitungan menit
Akurasi: Tidak akurat
Sarana uji: Bisa di mana saja
Swab Test
Parameter uji: DNA virus corona
Keluar hasil: 2-7 hari
Akurasi: Sangat akurat
Sarana uji: Harus laboratorium BSL 2
Manfaat Tes
Keduanya sama-sama digunakan untuk menguji virus corona, nyatanya fungsi rapid test dan swab test sangat berbeda. Rapid test merupakan tes (secara massal) yang berfungsi untuk screening potensi kasus positif virus corona di masyarakat. Sementara, swab test berfungsi sebagai standar diagnostik virus corona yang dianjurkan WHO (World Health Organization).
Metode dan alat
Pada rapid test, metode pengujian dilakukan secara massal dengan menggunakan sampel darah. Sampel darah kemudian dicek menggunakan Rapid Test Kit (alat tes darah berbentuk mirip alat tes kehamilan) untuk melihat adanya reaksi antibodi (zat imunoglobulin) yang terbentuk ketika terserang virus.
Sedangkan pada swab test (uji kerik), metode pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel swab spesimen dari tenggorokan, mulut atau hidung. Setelahnya, akan dilakukan serangkaian tes pada sampel swab tersebut menggunakan metode bernama PCR (Polymerase Chain Reaction).
Dengan metode ini, dapat terlihat melihat ada atau tidaknya DNA virus corona pada sampel tersebut. Uji PCR ini juga sudah digunakan luas untuk mendeteksi berbagai penyakit infeksius seperti Hepatitis, virus HIV, dan TBC.
Lama Pengujian
Lama pengujian rapid test tergolong singkat. Umumnya hasilnya dapat diketahui sekitar 10-15 menit setelah pengujian. Sedangkan pada swab test, lama pengujian memerlukan beberapa hari karena rumitnya rangkaian tes yang perlu dilakukan.
Akurasi Hasil Tes
Hasil rapid test tergolong tidak akurat jika dibandingkan dengan swab test. Sebab, antibodi tidak langsung terbentuk meski kita telah terinfeksi virus Corona. Pembentukan antibodi butuh waktu setidaknya 7 hari sejak terinfeksi.
Seringkali didapati hasil false negative virus corona pada rapid test. Hasil false positive pun seringkali terjadi karena antibodi dapat terbentuk karena infeksi virus lainnya pula tidak hanya virus corona. Oleh karena itu, metode ini hanya digunakan untuk screening awal virus corona saja (apabila hasilnya positif akan dilanjutkan dengan swab test untuk memastikan keakuratan hasilnya).
Tempat Pengujian
Pada rapid test, metode yang dilakukan sangat sederhana jadi bisa diuji di ruang laboratorium rumah sakit maupun puskesmas manapun.
Sedangkan, metode swab test lebih rumit jadi hanya bisa dilakukan di laboratorium berstandar Biosafety Level (BSL) 2, yang mana pekerja laboratoriumnya dilatih secara khusus oleh ahli patogenik dan ilmuwan kompeten, aksesnya dibatasi ketika pengujian berlangsung.
Tidak hanya itu, pekerja lab ini juga harus memakai kelengkapan khusus (misalnya pekerja lab wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti baju Hazmat, masker khusus dan sarung tangan khusus agar tidak terinfeksi virus).
Jika sebelumnya swab test terpusat di Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan (Balitbangkes) milik Kementerian Kesehatan, kini swab test juga dilakukan di beberapa lembaga, seperti Lembaga Eijkman, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) dan Universitas Airlangga.
Berdasarkan data yang diperbarui oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 pada pukul 12.00 WIB, Sabtu (4/7/2020) kemarin, terdapat penambahan kasus positif baru sebanyak 1.447 pasien.
Penambahan ini membuat total jumlah kasus positif (Covid-19) di Indonesia menjadi 62.142 pasien dan 28.219 Pasien sembuh.
Sementara angka kasus kematian pasien positif Corona (Covid-19) di Indonesia juga meningkat menjadi 3.089 jiwa.
Hingga hari ini, jumlah provinsi yang tercatat memiliki kasus positif Virus Corona (Covid-19) masih sama dengan Rabu kemarin, yakni 34 Provinsi dan 453 Kabupaten/kota.
Editor : Poppy Setiawan