[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]
Reporter : Agustoni
LAHAT, Mattanews.co – Akibat tingginya Curah hujan akibatkan Banjir Lumpur menggenangi Desa Muara Maung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Jum’at (30/10). Desa ini berada di wilayah tambang Batu bara.
Apriansyah (21) Seorang warga Desa Muara Maung,mengatakan Dirinya terkejut saat hendak pulang dari kerja di simpang salah satu akses jalan menuju ke perusahaan tambang batu bara.
“Saat saya hendak pulang dari jaga, disimpang terlihat Sungai Kungkilan meluap dan mengenangi satu rumah setinggi diatas mata kaki orang dewasa serta beberapa perkarangan rumah warga,” ujarnya.
Luapan ini bukan yang pertama dibulan Oktober, di tanggal 20 yang lalu, pernah terjadi luapan yang juga membawa lumpur, luapan kali ini sama dengan luapan yang terjadi kemarin, luapan ini juga turut mengenangi kolam ikan milik salah satu warga desa muara maung.
“Memang semalam terjadi hujan cukup deras, tapi menurut saya jika vegetasi tumbuhan di sekitar kanan kiri sungai masih ada dan terawat curah hujan seperti semalam itu belum tentu akan membuat luapan sungai kungkilan, karena banyaknya aktivitas pertambangan batu bara di hulu sungai kungkilan dan tidak dipertahankanya vegetasi tumbuhan di kanan kiri sungai kungkilan membuat air hujan langsung ke sungai karena air tidak ada yang meresap lagi,”beber Apriansyah.
Pria berambut keriting ini juga menyerukan kepada pihak perusahaan agar dalam aktivitasnya menambang harus juga memperhatikan lingkungan sekitar tambang, karena jika tidak maka yang jadi korban itu warga desa.
“Jangan bisanya ngambil hasil bumi saja, tapi dampak lingkungan nya juga harus dipertanggung jawabkan oleh perusahaan, perusahaan selalu mengelak hal-hal seperti ini contohnya sudah ada luapan sungai kungkilan pada desember tahun lalu sampai saat ini keempat perusahaan belum mengganti rugi lahan, rumah dan kebun warga yang terendam lumpur,”Tutur Apriansyah.
Sementara itu Supran Suki (67) warga Desa Muara Maung, rumahnya selalu menjadi korban luapan Sungai Kungkilan mengatakan, Sekitar sepuluh hari yang lalu sungai kungkilan mengenangi rumah saya dan hari ini itu terjadi lagi, dalam bulan oktober ini sungai kungkilan telah dua kali merendam rumah saya sehingga membuat saya dan keluarga cemas, istri saya masih trauma karena waktu luapan sungai kungkilan pada desember tahun lalu cucu saya hampir menjadi korban karena telah tenggelam dalam luapan itu beruntung waktu itu cucu saya yang paling tua melihat adeknya tenggelam yang hanya terlihat rambutnya saja, ” kata Supran.
Dirinya menambahkan,Bahwa yang membuatnya cemas adalah sampai saat ini keempat perusahaan yang beraktivitas di hulu sungai kungkilan masih melakukan aktivitasnya seperti biasa.
“Dugaan saya rusaknya fungsi sungai kungkilan akibat dari aktivitas tambang batu bara di hulu sungai kungkilan. Belum lagi luapan sungai kungkilan pada desember tahun lalu yang banyak membawa lumpur hingga merendam rumah, kebun, lahan pertanian dan kolam ikan warga desa muara maung sampai saat ini belum ada kejelassan akankah warga diganti rugi sesuai dengan kerugian yang dalami warga tersebut. Perusahan terkesan acuh akan dampak lingkngan yang telah mencemari lingkungan desa kami, luapan Sungai Kungkilan hari ini bukan saja merendam rumah saya akan tetapi juga merendam jalan setapak menuju lahan pertanian warga desa muara maung, Jika terus terjadi luapan sungai kungkilan bukan tidak mungkin jalan itu menjadi putus karena arus luapan melintasi yang mengakibatkan jalan itu longsor,” lanjut Supran.
Editor : Chitet