Maka, lanjut Skondi, petugas Dinas Pertanian dan Pangan, khususnya Bidang Peternakan masih berusaha untuk mendapatkan sampel kepala anjing untuk meneguhkan diagnosa dilapangan hingga pada tanggal 11 Mei 2022.
“Ada kasus GHPR di Desa Nanga Awin yang dishare di WhatsApp Group Rabies Emergency Kapuas Hulu oleh petugas Puskesmas Putussibau Utara. Waktu itu pemilik anjing menghantarkan anak tetangga yang digigit berobat ke Puskesmas Putussibau Utara, untuk mendapatkan pengobatan dan VAR,” paparnya.
Kemudian, masih dikatakan Skondi, petugas Dinas Pertanian dan Pangan bidang Peternakkan langsung turun ke Puskesmas Putussibau Utara untuk Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) ke pemilik anjing. Mengenai observasi anjingnya. Ia turun ke lapangan bersama dua rekannya, yakni Agustina Sri Rahayu, S.P., MM, dan Cahyar Cahyadi, S.Pt.
“Siang itu juga pada tanggal dan hari yang sama, pemilik anjing menghubungi nomor Handphone saya dan menginfokan kalau anjing yang menggigit tadi pagi sudah mati,” ungkapnya.